Rabu, 31 Juli 2013

GENG - Gaje Story 2

  Aku menyukai film home alone. Aku sangat menyukai disaat adegan tokoh utama menjahili sang penjahat. Sangat suka! Apakah kalian juga suka dengan cerita Home Alone? Ikuti terus cerita GREGET-ku ya?
  Namaku Cynthia Deriska. Aku lahir pada tanggal 16 Juni 2002. Jadi umurku 11 tahun. Sekarang aku sudah mulai memasuki tahun ajaran baru di kelas 6. Aku sangat bangga dengan hasil jerih payahku sendiri. Bukannya sombong, aku selalu menjadi juara kelas dan umum di sekolahku. Piala piala dan medali menghiasi isi rumahku, membuatku bosan melihatnya. Jadi beberapa aku buat untuk bermain bowling, bolanya menggunakan bola basket kakakku. Kakakku itu super galak jika aku menjahilinya. Sebenarnya dia sangat baik.
  Rumahku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Pekerjaan ayahku tidak pernah digaji. Uang sakuku  5 juta perminggu. HUH! Pelit banget sih! Kenapa nggak disamain sama uang jajan kakakku yang 15 juta? Mentang mentang aku masih sekolah dasar.
  Hari ini Mamaku memasak masakan yang sangat SPESIAL untukku, ini adalah makanan favorit sekeluarga, yaitu SEMUR JENGKOL, SAYUR BACEM, dan TEMPE BACEM. Minumnya jus tomat.
  Oh iya aku mempunyai geng di sekolah. Di sekolah itu membuat GENG itu sudah biasa. Aku masuk di GENG populer di sekolah. Temen temen segengku itu bisa dibilang sangat centil tapi pintar, cantik pula. Tapi nggak bisa ngalahin kecantikanku! Disekolahku ada yang namanya GENG Pelangi, tetapi anaknya pada culun culun semua. Jadi anak anak suka memanggilnya, LOSER GENG. Sebenarnya aku juga kasian, karena hanya GENG mereka saja yang ditindas hampir setiap hari.
  Hari ini aku sudah memasuki hari pertama sekolah di kelas 6. Aku melangkah keluar dari mobil bermerk BMW berwarna hitam, dengan memakai seragam putih putih dengan dasi dengan corak kotak kotak. Aku melihat sekilas papan nama yang bertuliskan ‘Selamat Datang Murid Baru Di Sekolah Universal 1’
  ‘’Iiew, warnanya ganggu imej aja. Norak banget sih. Nggak punya warna lain apa?’’kataku sembari mengibaskan rambut seperti di iklan shampoo di tv. ‘’E eh, apa kabar jeng? Kamu ngapain aja waktu liburan?’’sahut Katy. ‘’Nggak ngapa – ngapain, emak bapakku  pergi berdua’’kataku sembari menunjukkan tampang melas. ‘’Honeymoon?’’tebak Katy. ‘’Bukan lah, gila aja jika mereka beneran HONEYMOON, kamu kira mereka baru nikah apa?’’kataku sembari berjalan menuju pintu masuk. Katy tertawa kecil sembari berjalan mengikutiku.
  Ketika kami berdua berjalan kami sudah bagaikan tuan putri yang disambut meriah oleh anak anak yang berada disekeliling kami. Sebagian mereka terlihat berbisik bisik karena kecantikan kami. Ada seseorang anak laki laki yang sangat nekad memberanikan diri mengajak kenalan.
  ‘’Hai Cynthia, hai Katy’’senyum anak laki laki sembari membetulkan kacamata. Aku dan Katy hanya membalas dengan senyuman. ‘’Namaku Donny, mau nggak kalian jadi temanku?’’kata anak laki laki itu sembari membuka kacamatanya yang bulat.  Ia memamerkan wajah pas pasannya itu kepada kami. Anak anak lain kaget dan sebagian tertawa melihat perilaku yang dilakukan Donny. ‘’Maaf kami sibuk, kami duluan ya Don?’’senyumkku sembari menarik tangan Katy dan berlari kecil memasuki gedung sekolah.
  Aku melepaskan genggaman tanganku lalu berjalan seperti biasa bersama Katy. ‘’Kenapa kamu? Suka sama anak culun tadi?’’ledek Katy. ‘’Nggak lah’’.
  Kami berjalan menyusuri lorong dan mencari cari dimana letak kelas kami berada. Ketika aku menemukan kelas yang bertuliskan 6 – A. Aku dengan sigap melempar tasku yang berwarna ungu bercorak bunga bunga putih di sebelah kiri dan kanan. Loli yang melihat kejadian itu langsung mendekatiku dengan penuh tanda tanya. ‘’Lagi marah?’’tanyanya. Aku menggeleng gelengkan kepala. ‘’Lalu?’’. Aku mengangkat bahuku, dan berjalan menuju papan tulis. Aku melihat dengan seksama papan tulis yang bertuliskan ‘Mary Me, Katy’. Dengan sigap aku menengok Katy dengan senyum kemenangan. ‘’Ini memalukan tahu!’’kata Katy yang wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Loli tertawa kecil sembari mengambil sebatang kapur putih, lalu menuliskan beberapa kata dibawahnya.
  Katy yang sadar dengan tulisan yang dibuat oleh Loli dengan sigap mengejar Loli hingga keluar dari kelas, menyusuri lorong lorong.
...
  Emang apa sih yang ditulis Loli? Kok si Katy sampe marah begitu? Nggak biasanya ah! Nggak sesuai imej tuan putrinya.
...
  Aku kembali menengok kearah papan tulis yang dibawahnya bertuliskan ‘I DO, by Katy’. Aku tertawa hingga terjatuh kelantai sembari memegangi perutku yang tak bisa menahan tawaku. Lalu aku berdiri dan berfikir untuk menyusul Katy dan Loli.
>>Skip waktu.
  Ketika langit berwarna biru, ketika burung mulai membentuk paduang suara, bel tanda masuk sudah berbunyi. Aku tidak berhasil menemukan 2 sekawan dari kecil itu. Aku memutuskan untuk kembali kekelas.
  Ketika aku sudah memasuki kelas, aku sudah melihat ada seorang guru baru yang  sudah mulai mengajar kelasku. ‘’Maaf, kamu murid baru. Atau murid yang telat datang?’’tanya sang guru sembari berjalan mendekatiku. Guru itu terlihat sangat sangar dan sepertinya sangat marah kepadaku. Aku sempat menelan ludah ketika aku melihat matanya. ‘’Umm, saya habis dari toilet pak. Saya tidak mungkin telat, tas saya ada disini kok tuh’’jawabku bohong sembari menunjuk nunjuk bangku kosong yang diatasnya ada sebuah tas berwarna ungu bercorak. Sang guru melihat sekilas bangku kosong itu lalu kembali melihatku.
...
Situ ngefans?
...
  ‘’Jangan ulangi lagi, kembali ke bangkumu!’’perintah sang Guru sembari memukul betisku dengan rotan yang ternyata ada dibelakang punggungnya layaknya samurai tanpa pedang rotan pun jadi. ‘’Iya pak’’jawabku sembari menahan sakit. Aku menuruti perkataan guru itu duduk di bangku yang sudah aku pilih lebih dulu sembari memegangi betisku yang dipukul dengan rotan.
  ‘’Nama bapak adalah Sudi Sumanto. Bapak disini mengajar kesenian’’kata sang guru memperkenalkan diri. ‘’Pak Sudi!’’sahut Denis dengan lantang. ‘’Kamu ingin saya pukul dengan rotan?’’ancam Pak Sudi. ‘’Yaah, bapak. Saya kan’ ingin bertanya’’kata Denis. Pak Sudi terdiam sebentar. ‘’Ya, mau tanya apa?’’
  ‘’Saya mau bertanya, apakah bapak sudah mempunyai istri?’’tanya Denis dengan lantang. Pak Sudi terlihat sangat marah, ia berjalan menuju meja Denis sembari membawa rotan. Ia melototi Denis dari atas sampai bawah, membuat Denis ketakutan. ‘’Sebenarnya bapak jones’’jawab Pak Sudi dengan jujur sembari mengusap air matanya.
  Anak cewek dan cowok langsung tertawa ketika mendengar kata kata jones yang diucapkan Pak Sudi. ‘’Apa kalian ingin menjadi Istri saya? Enak loh, bisa jadi kaya raya’’tawar Pak Sudi dengan niat. Seisi kelas langsung kaget, anak cewek termasuk aku berkumpul bagaikan sarang lebah dipojokan.
  ‘’Saya sebenarnya mau pak, tapi saya cowok’’ujar Ojan yang bermaksud mengejek Pak Sudi. Pak Sudi yang tadinya bercucur air mata kini bahagia lalu menggenggam tangan Ojan, ‘’Mari kita menikah! Saya tidak peduli jenis kelamin! Yang penting saya tidak JONES’’kata Pak Sudi. Ojan yang merasa jijik melepaskan dengan paksa genggaman tangan Pak Sudi. Dengan gampangnya Pak Sudi terlempar dipojokan sembari bernyanyi dangdut bernada sedih dengan gaya layaknya tokoh anime jadul. LEBAY.
  ‘’Bapak MAHO’’sorak seisi kelas. ‘’Jika itu cinta, bagi bapak tidak apa apa’’jawab Pak Sudi sembari mengusap pipinya yang sudah merona dengan saputangan berwarna merah muda berenda putih. Seisi kelas langsung berwajah poker face. Entah dari mana bunga mawar bertebarang.
  ‘’Ada yang mau bertanya lagi?’’tanya Pak Sudi. Seisi kelas langsung hening. Tiba tiba Kevin berdiri bagaikan anak militer. ‘’Pak, bapak suka lagu apa?’’.
  Pak Sudi lagi lagi terdiam sebentar tanpa kata, ia terlihat berfikir. Tetapi terlihat bercanda karena senyuman mesumnya itu. Lalu Pak Sudi menghadap kebelakang mengambil penghapus papan tulis yang panjang . ‘’AITAKATTA, AITAKATA, AITAKATA, YES YES. AITAKATA AITAKATA. Saya sangat suka lagu itu, personilnya saya lebih suka Neng Nabilah’’kata Pak Sudi sembari mengecup foto Nabilah yang berada di dompet hitamnya itu. ‘’Ngidol jangan disini pak’’sorak anak anak.
  ‘’Yaudah, nanya lagi nanti bapak cipok’’kata Pak Sudi.
>>Skip waktu
  Entah mengapa, darima asalnya ada seorang perampok yang tidak kena CCTV dan penjagaan sekolah yang ketat sekali. Sebagian anak sekolah Universal 1 ini kehilangan benda berharganya walau sebenarnya nggak berharga banget, tinggal minta sama orang tua semuanya gampang. Namanya juga orang kaya. Kebetulan sekali aku kehilangan kotak yang yang sengaja aku kunci, kuncinya masih ada di aku. Kotak itu sangat berharga untukku, sangat sangat berharga karena berisi SEMUR JENGKOL yang aku suka. Aku marah hingga melempar sebuah meja dari lantai 3 ke lantai bawah.
  Anak anak lain menahanku agar aku tidak melempar meja lebih banyak lagi. Ada anak laki laki yang bukannya menahan tetapi hanya memegangi rambut panjangku yang sengaja ku urai dengan senyuman mesum. Tanpa sadar tanganku langsung membuat mereka terlempar kepojokan.
  ‘’Apa apaan sih? Kami hanya berusaha menolong tapi kamu beginikan kami’’kesal Sophie. ‘’KAMU KELUAR DARI GENG KITA, KATY , LOLI KAMU IKUT AKU SEKARANG. NGGAK USAH TEMENIN CYNTHIA SEKARANG’’bentak Sophie sembari menarik tangan Katy dan Loli. Aku mematung saking tidak percayanya jika aku keluar dari GENG.
...
  Aku keluar? Padahal aku tidak maksud! Salahkan orang mesum tadi!
...
  Aku menghela nafas panjang sembari menengok langit mendung yang mencerminkan perasaan hatiku sekarang. Burung burung mulai meninggalkan sarang untuk berteduh di tempat yang lebih aman. Orang orang berlarian kecil menuju mobil jemputannya. Aku memutuskan untuk pulang tanpa mereka berdua.
  Aku melupakan payung yang biasanya aku bawa setiap hari. Aku ingin balik ke gedung sekolah tetapi disana ada anak anak mantan GENG-ku. Hanya bisa pasrah air hujan terus mengguyur tubuhku hingga jemputanku datang.
>>Skip waktu.
  ‘’HAAACHHU’’. Aku mengusap mulutku dengan sapu tangan yang berada di sakuku. ‘’Coba kemarin aku nggak berdiri dibawah air hujan’’kataku. Aku menyentuh keningku yang panas dengan punggung tangan kananku. ‘’Sepertinya aku turun derajat’’.
  Aku berjalan menyusuri taman utama, melewati orang orang dan 2 sahabat sejatiku itu. Orang orang tertawa kecil dan bersorak sorak terhadapku, tetapi aku tidak memperdulikannya.
...
  Masuk kelas, lempar tas, ke UKS.
...
  ‘’Masih berani masuk?’’ejek Sophie. ‘’Tentu, buat apa ortu bayar mahal mahal jika untuk tidak sekolah?’’kataku santai. ‘’Gara gara kamu nih, aku terluka’’kesalnya sembari menunjukkan bekas luka yang disebabkan olehku. Aku melihat sekilas luka itu. ‘’Segitu doang? Kamu nggak lihat seberapa tisu dan sapu tangan penuh dengan INGUS-ku yang disebebakan olehmu. Karena GENGMU itu yang berjejer kek tentara siap tempur nutupin pintu utama gedung sekolah, terutama KAMU’’kataku sembari menyundul kepalanya dengan kepalaku. ‘’Heh dasar orang kampung’’soraknya lagi. ‘’Masih kampungan mana, orang kampung yang ngatain orang kampung kek kamu?’’. Aku berjalan meninggalkan 3 orang itu dan memasuki gedung sekolah.
  Ketika aku menyusuri lorong sekolah aku selalu melihat selembaran kertas yang berisika berita bahwa aku telah membuat Sophie terluka. Ketika aku memasuki kelas, mejaku sudah penuh dengan sampah dan kata kata kasar. Dengan sabar aku membersihkan itu semua.
  ‘’Hai, aku Mia’’sahut anak perempuan yang memakai kacamata tebal. ‘’Kamu siapa?’’tanyaku sinis. Anak perempuan itu tertawa kecil. ‘’Aku adalah-‘’ ‘’Persis seperti nenek sihir ketawanya’’kataku yang kembali fokus membersihkan meja mejaku. ‘’Ehm’’. ‘’Oh sori, sori. Lanjutkan’’ kataku.
  ‘’Aku adalah-‘’. ‘’Ooh aku tahu, aku tahu. Kamu ketua GENG pelangi. Mau apa kesini? Mau tertawa kemenangan?’’senyumku yang menghapus tulisan tulisan kasar di mejaku. ‘’Yaaa’’. ‘’Lalu?’’.
  ‘’Aku ingin kamu bergabung, karena sekarang kamu bernasib sama. Jika kamu bergabung kita akan bisa memberantas anak anak sombong itu’’tawar Mia yang dengan sigap menjabat tanganku. ‘’Apa peduliku?’’tolakku sembari melepas genggaman itu. ‘’Kamu akan bisa membalas Sophie. Bagaimana?’’tawarnya lagi.
  ‘’...’’
  ‘’Males ah, mending di UKS tidur. Bye’’tolakku lagi sembari berjalan menuju UKS. ‘’Ta.. pii’’. ‘’Besok besok aja ya? Aku pengen tidur. Duluan ya jeng? Baaay’’kataku sembari melambaikan tanganku.
  >>>Skip Waktu
  ‘’Kamu bisa tidur disini sampai jam sekolah selesai’’kata Mrs.Qory. ‘’Terima kasih Mrs. Anda sangat baik sekali’’kataku berterima kasih. Mrs Qory hanya tersenyum lalu meninggalkan ruangan kesehatan ini. Aku membanting diriku mengarah jendela luar. Melihat anak anak berlari larian seperti layaknya anak kecil. ‘’Bocah’’.
  ‘’Ternyata kamu benar disini. Aku cariin kemana mana juga’’sahut Sophie. ‘’Ooh, kamu. Aku kan’ sudah kasih tahu. Salah sendiri nggak mau dengerin’’kataku yang masih sibuk melihat dunia luar. ‘’Kamu beneran nggak mau masuk GENG?’’rayu Mia. ‘’MALES’’tolakku mentah mentah.
  Mia yang nggak punya akal mengambil pisau bedah yang ada dipojok kanan ruangan. ‘’Lihat ini Cyn, jika kamu nggak mau aku mati, cepat kau bilang kamu mau bergabung di GENG!’’ancam Mia. ‘’Mati lah sono, kamu bukan saudaraku ini kan’. Lagian kamu nggak bakal berani bunuh diri. By the way dramanya BOSENIN’’
  ‘’A..Akku bunuh diri ya nih’’ancam Mia sembari berpura pura ingin membunuh dirinya dengan pisau bedah. ‘’Nggak GREGET’’sorakku. ‘’Nggak greget?’’ bingungnya. ‘’Ayolah Cyn, kamu nggak ingin balas dendam sama Sophie? Ayolah’’rayu Mia.
...
  Jika aku masuk tandanya aku akan mulai lebih ditindas. Tetapi Mia bilang jika aku masuk kami akan bisa membalas perlakuan Sophie. Tetapi disana ada 2 bestfriendku. Aku haru bagaimana? AKU GALAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUUUUU. Kenapa sih Katy sama Loli di GENG populer kalo kayak begini kan aku hanya butiran debu
...
  ‘’Oke, aku terima dengan catatan, kalian nggak boleh menindas Katy dan Loli. Okey?’’kataku. Mia sangat girang hingga ia loncat loncat nggak jelas. ‘’I FEELS GOOD’’teriak Mia sembari meluncurkan dirinya kearah tembok hingga dia pingsan ditempat. ‘’Bocah’’
>>Skip waktu
  ‘’Perkenalkan dia adalah Denisa, Jessie, Tani, Sherly, dan Siti’’kata Mia sembari memperkenalkan anakk buahnya. ‘’Yayayaya, kamu kamu pada udah kenal kan’? Yaudah aku nggak usah memperkenalkan diri. Langsung to the point saja’’ketusku. ‘’Okeee. Sekarang kita akan merencanakan rencana B’’kata Mia. ‘’HIDUP RENCANA B!’’sorak anggota anggota lainnya.
  ‘’Apa itu rencana B?’’
>>>Skip WAKTU
  ‘’Ini yang aku maksud rencana B, menyembunyikan baju ganti mereka disaat mereka lagi mandi. SST jangan berisik nanti ketahuan’’bisik Mia. ‘’Laksanakan’’lanjutnya. Anggota anggotanya mulai beroprasi mengambil baju ganti mereka dan menyembunyikan di ruang ganti cowok. ‘’Tani’’. ‘’Siap, ROGER’’bisik Tani sembari mengambil sekantong besar berisi pakaian ganti anak anak GENG populer dan menyembunyikannya di ruang ganti cowok. Aku tahu karena aku mengikuti langkahnya.
...
Kok aku merasa agak geli ya?
...
  Ketika kami sudah melaksanakan semua, kami langsung berlari lari kecil bagaikan tikut curut yang baru lahir. ‘’INI GREGET’’sorakku. ‘’GREGET itu apa?’’ tanya Sherly. ‘’Sama kok nggak tahu, namanya juga ngikutin tren’’jawabku jujur.
  ‘’Waktunya hitung mundur GAYSSSSS’’kata Mia sembari melirik jam tangan miliknya. ‘’1...2....3... ACTION’’. ‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’teriakan anak perempuan yang diduga berasal dari ruanng ganti. ‘’Loh, mereka kan’ belum membuka loker, udah teriak aja’’bingungku. ‘’Aku melepaskan tikus – tikus sama kecoa dari lab ke lantai lantai tadi’’bisik Siti.
...
  Pantes, aku merasa geli. Ternyata TIKUS, dan aku benci TIKUS. PHOBIA SAMA TIKUS. Keknya phobiaku sama tikus hilang deh
....
  Anak anak perempuan dari GENG populer itu segera keluar dengan bermodal handuk saja (*handuk khusus loh, yang mirip dengan baju jepang). Anak anak cowok yang melihatnya langsung nosebleed. Lorong sudah berubah menjadi lautan darah. Anak anak perempuan langsung mencari cari baju gantinya, diduga mereka stress karena bajunya nggak ketemu dan diduga pingsan dengan sukses didalam.
>>>Skip Waktu.
  Kemarin Mia bilang ia masih punya banyak rencana agar GENG populer bubar. Aku hanya menurutinya saja. 3 anak perempuan kemarin sudah membuat malu Sophie hingga membuat mereka dikeluarkan. Sisa anggota termasuk pengurus menjadi 32 orang. Lalu rencana apa lagi yang akan dilakukan Mia?
  “Hari ini, kalian mau melakukan rencana apa lagi?’’tanyaku sembari merapikan rambut panjangku. Mia mengeluarkan senyuman horrornya. ‘’Kita akan melakukan rencana C’’kata Mia.
>>>Skip Waktu
  Esoknya di pagi pagi buta, kami sudah memasuki kelas kelas dimana GENG populer belajar. Kami berpencar menjadi 3 kelompok. Aku bersama Tani dan Mia mengotori meja meja anak GENG populer dengan spidol, sampah, menyiramnya dengan air seni hewan yang dibawa Siti, bangkai tikus, dan kecoa. ‘’Ini mah lebih nyiksa’’ujarku. ‘’Kita lihat siapa saja yang nggak tahan dan pada akhirnya keluar dari sekolah.
  Ketika anak anak populer itu melihat dengan matanya sendiri, beberapa stress dan pingsan. Karen ada beberapa ancaman jika tidak melempar bangkai tikus ke Sophie, penindasan akan lebih kejam. Akhirnya banyak yang takut dan dikeluarkan oleh Sophie. Yang masih bertahan 3 anggota, termasuk Katy dan Loli.
>>>Skip
  ‘’Akhirnya rencana puncak’’senang Mia. ‘’Kalian masih ingat akan catatan yang aku buat?’’ Mia mengangguk anggukkan kepalanya. ‘’The victory akan menjadi milik kita, GIRLS’’sorak Mia lantang.
  ‘’Its finally game over’’.
>>>Skip
  Ketika Sophie memasuki kamar mandi, kami yang sudah bersiap siap langsung mengikat tangannya kloset dan memaksanya meminum air kloset tersebut. Mia tertawa dengan senang dengan nada kemanangan.
  ‘’Game Over’’ujarku. ‘’IT’S NOT GAME OVER YET, YOU STUPID GIRL’’bentak Tina sembari  melakukan hal yang sama yang dilakukan Mia. ‘’Whaat aree. ... youu’’. ‘’Kamu bilang 2 orang bestfriendmu itu nggak boleh ditindas kan’? Jadi kami mau minta pegantinya’’ujar Sherly. ‘’Sepertinya lebih enak jika 2 kepala ini kita pisahkan dari badannya dan kita mutilasi biar.... GREGET’’sorak Tina.
  Tiba tiba Katy dan Loli mendobrak pintu dan memukul punggung orang orang yang pengkhianat itu. Aku mengangkat kepalaku sendiri, Loli membantu mengangkat kepala Sophie untuk naik. ‘’LEBIH BAIK KITA KERJASAMA’’bentak Katy. Mia tertawa layaknya orang gila. ‘’Ha, kerjasama? Kami selalu dapat penindasan yang tidak sebanding dengan ini SETIAP HARI, banyaka anak anak dari GENG kami yang pindah dan ada juga yang koma sampai sekarang belum bangun gara gara GENG BODOH KALIAN’’bentak Mia. ‘’Jika begitu, lebih baik sekolah ini tidak membutuhkan GENG segala. Sekolah ini sudah dimasuki oleh perampok kemarin, tetapi dengan jumlah yang lebih besar. Semua orang diluar sudah menjadi sandra. Jadi tolong mengerti dan bekerja samalah dengan kami. Kami janji tidak akan ada lagi penindasan, oke?’’tawar Katy. Mia hanya terdiam. ‘’MALESSSSSS AAAAAAAAH, HAHAHAHA’’tolak Mia.
  Tiba tiba ada sebuah peluruh yang menembus ke kamar mandi melewati pinggir pinggir wajah Mia. Mia sempat menengok kebelakang, dan menerima tawaran Katy. ‘’Ayo akhiri game ini’’
>>>Skip Waktu
  Beberapa orang sedang patroli membawa pistol agar berjaga jaga tidak ada yang memberontak dan kabur. Dan kami sudah menyusun rencana yang mungkin mirip dengan cerita home alone. Pertama buat mereka melepas sepatunya dengan menggunakan segala cara, air, tanah, hewan, bangkai yang dimasukkan diam diam. Kedua Tani memancing orang orang itu dengan sebuah ejekan kasar , membuat mereka mengejar Tani sampai di sebuah gudang penuh misteri. Ketika Tani sudah datang duluan. Aku menyebar paku payung didepan pintu lalu kabur bersama Tani. Kami menaiki tangga bambu buka tangga yang terbuat dari semen karena sudah dipasang beberapa benda penyerang. Aku sempat mendengar rintihan orang kesakitan diluar sana.
  ‘’Oke nggak bro?’’tanyaku pada Mia. Mia lagi lagi terdiam sesaat, lalu tersenyum. ‘’Oke bro’’katanya sembari membantuku untuk naik. ‘’Jangan lupakan aku yang masih dibawah ya’’kata Tani yang menggulurkan tangannya butuh pertolongan. ‘’Oh iya’’kata Mia sembari membantunya naik juga.
  ‘’Pertama kali kulihat penjahat yang mengejar ada 15 sekarang hanya 7?’’bingung Tani. ‘’Pingsan dengan sukses kali’’kataku. ‘’Mungkin’’. Penjahat – penjahat itu berjalan menaiki anak tangga. Karena tidak melihat dibawah ada tali yang bisa menurunkan cairan aneh dan bulu ayam, mereka sekarang diikuti oleh anak anak ayam yang lepas. 3 orang yang paling belakang kena patuk ayam terus menurus oleh ayam betina dan ayam jantan karena dikira mengambil anak anaknya.
  ‘’KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA, ADA OM OM GENIT’’sorak Jessie dengan lantang. ‘’TOLOOOOOOONG, AKU MAKAN PERMEN HASIL MUTILASI’’teriak Denisa yang berlari lari sembari menatapi permennya yang sudah patah ke beberapa potongan. ‘’Ayo saatnya maen loncat loncatan!’’kata Loli. ‘’GREGET’’teriak Mia yang sudah loncat dari lantai 3. ‘’SAVEEEEE’’girang Sophie.
   ‘’Mau kemana dek?’’kata penjahat itu yang sudah berada depan samping kanan dan kiri. ‘’Kamu harus ikut kami’’paksa salah satu penjahat itu. ‘’Ooh tunggu, aku harus mengeluarkan jurus. EHM. NANG NING NUNG NING NANG NING NUNG TANG TING TANG TING TUNG. JURUS GREGET’’ teriakku sembari melempar petasan yang mengeluarkan warna yang menyengat mata dan hidung. Dan ketika mereka berbatu batuk ria aku menyempatkan diri untuk loncat dan ditangkap oleh Tani. ‘’Ooh Romeo, terima kasih. Sebagai ucapan terima kasihku aku akan menciummu’’kataku. ‘’Iiuh’’ujar Tani yang langsung melemparku. ‘’Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam. Aku tersesat dan tak tahu jalan pulang, tanpamu ku butiran debu’’. ‘’LEBBAY’’
  ‘’Sial ntu anak’’kesal salah satu penjahat itu. ‘’Oh iya om, aku dah manggil orang yang bikin om lebih GREGET’’ teriakku. ‘’ANGKAT TANGAN’’
>>> Skip
  Pada akhirnya semua menjadi happy endings. Di sekolahku sudah tidak ada yang namanya penindasan ataupun GENG.

*Cerita ini mengajarkan agar jangan membuat suatu GENG yang sampai membagi 3 golongan LOSER, tengah, populer. Itu semua hanya akan memutuskan tali silahturahmi. By The Way Salam GREGET dari GAJE ITU INDAH #suddenly maddog is appears and say GREGET
                                                                                                                                


video GREGET

Anak anak setan


Gambar GREGET


Selasa, 30 Juli 2013

DINOSAURUS

Dinosaurus
Chapter 1
   ‘’Haloooooooooo!’’sapa Denisa sembari membawa buku tentang Dinosaurus.
‘’Bisakah kau mengecilkan volume suaramu?’’ kesal Dina sembari mengunyah snack kentang yang ia beli tadi.
‘’Maaf, maaf. Aku tadi habis dari perpustakaan, lalu aku menemukan buku ini!’’senang Denisa sembari menunjukkan buku yang ia bawa tadi.
‘’Dinosaurus?’’kata Dina sembari merebut buku tentang dinosaurus itu dari tangan Denisa.
Denisa mengangguk. ‘’Apa maksudmu membawanya kemari?’’ tanya Yulia sembari menarik kursi kedekat Denisa.
‘’Dino? Ooh, aku tahu, binatang yang udah punah, yang suka makan manusia kan??? Apakah kita akan pergi ke museum Dinosaurus? Atau menonton filmnya? Aku sangat bersemangat, tp aku juga takut menontonnya, jadi aku akan membawa bantal besar untuk menontonnya!’’ senang Lala sembari menari nari nggak jelas.
Disaat Lala sedang asik menari nari karena kegirangan, semua mata tertuju padanya. Dina yang menyadari hal itu langsung menyuruhnya untuk diam.
‘’Kenapa?’’tanya Lala. ‘’Kau ingin dibuat menjadi gossip?’’tanya Dina balik. Lala menggelengkan kepala tanda tidak mau. ‘’Kalau begitu duduk manis disini, dan diam!’’perintah Dina.
‘’Dina makin lama, makin seram ya? Kayak dinosaurus mau makan manusia aja’’takut Denisa sembari memeluk buku tentang Dinosaurus itu.
‘’Sejak kapan dinosaurus makan manusia?’’tanya Yulia kebingungan.
‘’Lho, bukannya dinosaurus itu makan manusia?’’bingung Denisa.
‘’Sejak kapan manusia ada dijaman Dinosaurus?’’bingung Dina.
‘’Sejak nenek moyang kita lahir!’’ teriak Lala.
‘’...’’
‘’...’’
‘’...’’
‘’Kenapa? Apa yang salah?’’tanya Lala bingung.
‘’Lihat kebelakangan!’’perintah Dina.
Lala pun melihat kebelakang hampir semua orang yang berada dikantin melihat, dan tertawa karena kelakukan Lala, tapi mereka diam seperti semula karena Lala mulai melihat mereka.
‘’Ada apa denganku?’’tanya Lala bingung.
‘’Oke Denisa, Yulia. Mari kita ke kelas, kita bicarakan saja dikelas.’’ajak Dina sembari menarik tangan mereka berdua.
‘’Eeh, aku nggak diajak. Tunggu!’’teriak Lala sembari berlari menyusul mereka bertiga.

Chapter 2
  ‘’Hei, apakah kita akan pergi ke museum?’’tanya Yulia.
‘’Sepertinya, oh iya bagaimana kalau kita ke museum saja?’’ ajak Denisa.
‘’Museum apa? Dinosaurus? Ngapain? Cuma melihat tulang tulang bekas mayat Dinosaurus? Hahahahahahahaha, kalian percaya dengan Dinosaurus? Dinosaurus itu nggak ada lagi’’kata Dina sambil tertawa terbahak bahak.
‘’Eits, jangan bilang nggak ada dulu! Jika dinosaurus nggak ada kenapa di museum dunia ada tulang tulang dinosaurus? Itu tandanya Dinosaurus itu ada tapi sudah punah!’’balas Denisa sembari menunjukkan brosur Museum Dunia.
‘’Bisa saja itu hanya tulang buatan’’kata Dina nggak mau kalah.
‘’Apakah kita akan pergi ke museum dunia?’’ tanya Lala bersemangat.
‘’Tiket masuknya kan mahal sekali!’’ kata Yulia.
‘’Bagaimana kalau kita membuktikannya? Soal tiket aku yang tanggung! Jika dinosaurus itu ada, kau harus mempercayai setiap omonganku! Jika dinosaurus itu nggak ada, seterah kamu aku mau diapakan!’’kata Denisa kepada Dina sembari mengulurkan tangannya didekat tangan Dina.
‘’Baiklah, aku terima’’kata Dina setuju sembari menjabat tangan Denisa.
‘’Mereka sedang apa? Kok disini banyak aura aneh. Seperti dunia terbelah dua saja’’bingung Lala yang menyadari hal itu.
‘’Entahlah’’kata Yulia. ‘’Hei bagaimana, jika kita membeli beberapa jus?’’ajak Yulia.
Lala mengangguk setuju dan mengikuti jejak Yulia. Mereka meninggalkan kelas mereka yang sudah penuh dengan aura peperangan.
Chapter 3
‘’Cih, mana Dina? Aku sudah memintanya untuk datang kesekolah jam 6 pagi! Apakah dia takut dengan tantangan yang aku berikan?’’kesal Denisa.
‘’Yee, kamu juga sih yang minta dateng kesekolah jam 6 pagi. Udah tahu aku masih ngantuk’’ kata Yulia yang terlihat seperti ingin masih tidur di kasur empuk miliknya.
‘’Kenapa harus jam 6 sih?’’kesal Lala.
‘’Biar nanti lebih leluasa mainnya, yaah udh jam segini belum dateng juga? Hahahahahaha, ternyata nyalinya Cuma segitu doang’’tawa Denisa yang merasa dirinya telah menang dari pertempuran.
‘’Siapa bilang aku takut?’’sahut Dina sembari membawa tas punggung bewarna merah.
‘’Dateng juga kau, kukira kau takut akan tantangan ini’’kata Denisa.
‘’Aku tidak akan pernah takut dengan tantangan sepele seperti ini’’ balas Dina.
‘’Auranya jadi canggung ya yul’’kata Lala.
‘’Yaa...’’balas Yulia.
-Diperjalanan-
  ‘’Tante punya kue kering, ada yang mau? Tapi sebenarnya tante udah menyiapkan makanan ringan dibelakang untuk kalian’’kata ibunya Denisa sambil menyugihi mereka kue kering.
‘’Terimakasih tante’’senyum Lala.
‘’Tante sangat senang jika Denisa ternyata mempunyai teman seperti kalian, soalnya Denisa dari dulu suka menyendiri’’kata ibunya Denisa sembari menyetir mobil.
‘’Ibu!’’kesal Denisa.
‘’Hahahahaha, malu tuh sama teman temanmu’’tawa Ibunya Denisa.
‘’Hmph’’kesal Denisa sembari mengisi mulutnya dengan udara sehingga membuat pipinya menggembung seperti balon.
-Sesampainya di Museum-
‘’Jangan lupa, tante menjemput kalian jam 6 sore ya?’’kata ibunya Denisa mengingatkan sembari melambaikan tangan lewat jendela, dan meninggalkan mereka.
‘’Daaa, ibu’’kata Denisa sembari membalas lambaian tangan ibunya. ‘’Nah mari kita masuk, oh iya aku beli tiket dulu ya, kalian tunggu disini!’’ perintah Denisa sembari meninggalkan mereka untuk membeli tiket masuk museum.
‘’Ai ai kapten’’balas Lala dan Yulia.
Dina menghela nafas panjang.
‘’Apakah dinosaurus itu memang ada?’’kata Dina.
‘’Tentu dinosaurus itu memang ada! Tadi malam aku mencari semuanya tentang dinosaurus itu ada atau nggak! Dan hasilnya sebagian menganggapnya ada dan sebagian tidak!’’semangat Lala menjelaskan.
‘’Yang bener yang mana?’’tanya Yulia.
‘’Tidak tahu, karena hasilnya seimbang’’jawab Lala.
‘’Kau ini sedang berusaha untuk melawak ya?’’tebak Dina.
‘’Seperti yang kamu katakan’’kata Lala sembari menepuk pundak Dina dengan pelan.
‘’Hei, mari kita masuk’’panggil Denisa yang menghampiri mereka.
-Didalam museum-
 ‘’Waaaaaaaah, ini yang disebut Museum dunia??’’senang Lala.
‘’Seperti mimpi’’senang Yulia.
‘’Aku baru pertama kali kesini sih’’senang Denisa.
‘’Kalian seperti anak kecil’’kata Dina.
‘’Kek, dirimu sendiri dewasa aja’’balas Yulia.
‘’Kita kesana yuk?’’ajak Denisa sembari menunjukkan telunjuk jarinya kearah barat.
....................................................................................................................................................
   ‘’Ooh, tentang alien..’’kata Yulia sembari membaca tulisan di papan besar dekat jasad yang menyerupai alien.
‘’Apakah ini benar benar alien?’’tanya Lala.
‘’Permisi, apakah ini benar benar jasad alien asli?’’tanya Denisa ke satpam yang sedang berkeliling itu.
‘’Sebenarnya ini hanya replika, yang asli tidak bisa ditunjukkan secara umum’’kata satpam tersebut.
‘’Apakah alien itu benar benar ada?’’tanya Dina.
‘’Sepertinya’’jawab satpam tersebut.
‘’Jika iya, bisakah kita melihat jasad aslinya?’’ tanya Denisa sembari memohon kepada satpam itu.
‘’Maaf dek, jasadnya tidak diperbolehkan untuk diperlihatkan secara umum.’’kata satpam sembari meminta maaf.
‘’Apakah jika di malam hari di museum ini, barang barangnya akan hidup kembali seperti yang di film film?’’tanya Lala.
‘’Pertanyaanmu lucu sekali, namamu siapa?’’tanya satpan tersebut.
‘’Namaku Lala, nama om siapa?’’tanya Lala balik.
‘’Nama om Supratman, mau om antar berkeliling?’’tanya satpam itu.
‘’Satpam ini suka yang moe moe ya?’’kata yulia sambil berbisik terhadap Denisa.
‘’Sepertinya’’jawab Denisa.
‘’Maaf om, saya rasa tidak usah. Jika om mengantar kami berkeliling mungkin pekerjaan om jadi berat’’tolak Lala.
‘’Om nggak apa apa kok, jika mengantar kalian’’ kata satpam itu.
‘’OI KERJA, JANGAN GANGGUIN ANAK ANAK!’’teriak salah satu satpam yang membuat pengunjung kaget.
‘’Maaf, jika hal ini membuat kaget, tapi om Satpam yang ini harus kembali bekerja, jika kenyamanan kalian terganggu, saya sangat minta maaf. Jika kalian takut kesasar saya akan panggilkan pemandu di museum ini’’kata salah satu satpam lainnya sembari meminta maaf.
‘’Tidak apa apa om, kami bisa sendiri kok! Om kembali bekerja saja’’ kata Denisa.
‘’Jika begitu, om pamit dulu ya, jaga diri baik baik’’kata om satpam itu sembari menyeret om satpam yang bernama Supratman itu.
‘’Om om mesum’’kata Dina. ‘’Ayo kita lanjut’’ajak Dina.
....................................................................................................................................................
   ‘’Dinosaurus? Ini benar benar dinosaurus? Wow!’’kata Dina terkagum kagum.
‘’Jadi kau percaya dinosaurus itu ada?’’tanya Denisa.
Dina mulai sadara akan perkataannya.
‘’Toilet, i need to go to toilet’’kata Lala.
‘’English again? I am totally bored if you speak english’’kata Yulia.
‘’I want to pee! I want to go to toilet’’panik Lala sembari menarik tangan mereka bertiga.
....................................................................................................................................................
  ‘’It’s not toilet, where is toilet??’’panik Lala sembari menengok kanan kiri.
‘’Lagi sih, nggak nanya dulu toilet dmn, ywdh balik yuk!’’aja Dina sembari menengok kebelakang. ‘’Ini dimana??’’ bingung Dina.
‘’Nggak tahu, sejak ditarik tarik sm Lala aku nggak ingat apapun’’jawab Denisa.
‘’Itu toilet’’kata Yulia sembari menunjuk kearah toilet yang bersembunyi dibalik bungkusan besar.
‘’Toilet!’’ kata Lala sembari berlari menuju toilet.
‘’Kalian nunggu apa lagi? Mending kita tunggu Lala dulu, drpd nanti urusannya makin ribet’’ ajak Yulia.
...................................................................................................................................................
  ‘’Maaf teman teman, gara gara aku, kita jadi nyasar begini’’kata Lala sembari meminta maaf.
‘’Gpp kok, yang namanya udah kebelet ya.. mau diapain’’kata Dina.
‘’Nah sekarang kita kearah mana?’’tanya Denisa sembari melihat lihat sekelilingnya.
‘’Kita kesana aja’’ajak Yulia sembari menunjuk keaarah terowongan gelap dibagian timur.
‘’Ada yang punya senter atau lilin gitu?’’tanya Dina sembari melihat kearah teman temannya.
‘’Nggak punya, tapi aku membawa hp’’kata Denisa sembari menunjukkan hpnya yang bewarna putih.
‘’Yaah kali berguna’’ kata Yulia.
‘’Ikuti naluri saja jika lampu hp ini tidak membantu, semuanya saling berpegangan tangan ya?’’kata Denisa.
Mereka hanya mengangguk setuju.
....................................................................................................................................................
  ‘’Kok firasatku buruk ya?’’kata Lala.
‘’Jangan bilang kek gitu, nanti beneran loh...’’ kata Denisa
‘‘AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
‘’Bener bener beneran, aww’’bales Dina.
Tiba tiba saja, terowongan menjadi terang karena cahaya obor yang menyala secara tiba tiba.
‘’Pantes, tangga’’kata Yulia sembari melihat kebelakang, terlihat tangga yang sudah tertata rapih.
‘’Ring ring Ring’’
‘’Bunyi apa itu??’’ takut Lala yang langsung memeluk lengan Dina.
‘’Bunyi ringtone hpku, eh dr ibu?’’kata Denisa
‘’hp toh..’’kata Yulia.
‘’Knp? Haa? Nggak jelas, sinyal kurang bagus disini! Halo, halo...’’ kata Denisa yang sedang berbicara dengan ibunya lewat hpnya.
‘’Knp, den?’’cemas Lala.
‘’Sinyalnya kurang bagus disini, eeh, udh jam 7 malam saja’’kaget Denisa sembari melihat jam yang sudah tertera di walpaper hp miliknya.
‘’Ibumu gmn dong??’’cemas Yulia.
‘’Apakah kita bisa pulang? Apakah kita akan mati disini??’’panik Lala.
‘’Udh udh, klo km yang bilang bisa bisa jadi kenyataan lg’’kata Yulia.
‘’Jalan lagi yuk’’ajak Denisa.
....................................................................................................................................................
   ‘’Pintu apa ini? Sepertinya menakuutkan’’ kata Dina sembari melihat pintu yang berbentuk tengkorak.
‘’Mending balik yuk!’’ajak Denisa.
‘’Tunggu, aku penasaran’’Kata Dina sembari membuka pintu yang menakutkan itu.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’teriak Dina
....................................................................................................................................................
  ‘’Ternyata Cuma tikus’’tenang Dina.
‘’Kau....’’kesal Denisa.
‘’Ruangan apa ini?’’tanya Yulia sembari memasuki ruangan tersebut.
‘’Gelap gulita’’takut Lala sembari memeluk lengan Dina.
‘’Lepaskan’’kesal Dina sembari melepaskan pelukan Lala.
‘’Nyala kok’’kata Denisa sembari menekan tombol lampu diruangan tersebut.
‘’Apa ini?’’ tanya Yulia sembari membuka kain putih yang menutupi benda berbentuk cincin besar. ‘’Portal?’’tanya Yulia kaget.
‘’Lalu ini apa?’’tanya Lala yang menggosok benda berbentuk lonjong dengan kain putih yang menutupinya. ‘’Apa ini? Jasad?’’bingung Lala.
‘’Eeh, tombol apa ini?’’tanya Denisa yang memencet tombol on di portal.
‘’Wow’’takjub Dina.
‘’Teman teman...’’panggil Lala.
‘’Apa?’’tanya Dina.
‘’Sepertinya kita harus kabur, KARENA TERNYATA ALIEN ITU HIDUP,AAAAAAAAAAA’’ teriak Lala sembari menarik ketiga temannya yang masih kaget dengan jasad yang diduga Alien, dan jasad itu hidup.
...................................................................................................................................................
  ‘’Ini dimana?’’ tanya Yulia.
‘’Tanyanya nanti saja, sampai kita bisa kabur dr serangan Alien gila itu!’’bentak Lala yang masih menarik tangan ketiga temannya.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
‘’Lompat kesana’’panik Denisa.
‘’Apaa??’’panik Lala.
‘’LOMPAT KESANA’’teriak Lala.
Akhirnya mereka berempat melompat dan pada akhirnya jatuh ke semak semak.
....................................................................................................................................................
  ‘’Akhirnya kamu sadar, la’’senang Yulia.
‘’Ini bukan mimpi???’’teriak Lala nggak percaya.
‘’SSTTTTT!!!!’’bentak Dina sembari mendekap mulut Lala dengan tangannya. ‘’Kau bisa membangunkan t-rex yang kelaparan itu!’’kata Dina pelan pelan sembari melepas dekapan tangannya.
‘’Ini bukan mimpi!’’kaget Denisa yang mulai bangun karena pingsan. ‘’Itu bukannya t-rex?? Wow, ternyata benar benar ada! Dina kau tlah kalah!’’kata Denisa.
‘’Iya iya, aku kalah’’kata Dina.
‘’Sekarang kita ngapain?’’Tanya Yulia.
‘’Mungkin kita harus lari lagi, karena binatang itu mulai bangun!’’ panik Lala yang langsung menarik lengan 3 temannya itu.
‘’Sampai kapan kita harus berlari seperti ini???’’panik Denisa.
‘’Sampai kita selamat!’ jawab Dina.
‘’Selamatnya kapan?’’panik Yulia.
‘’Yang penting kita bisa lari dari binatang ini!’’jawab Dina sembari mempertambah kecepatan berlari.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
T-rex itu mengejar mereka sambil berteriak, lalu datanglah temannya yang lain. Dan karena hal itu, membuat anak anak perempuan itu menambahkan kecepatan berlari dan berteriak, walaupun tidaka akan berguna karena tidak ada yang menolong.
The Last Chapter
   ‘’Aku sudah capek berlari, hah hah hah’’kata Denisa yang sudah ngos ngosan.
‘’Sama’’kata 3 orang temannya.
Tiba tiba ada yang bergerak di semak semak.
‘’Siapa itu?’’panik Dina sembari mengambil setangkai ranting tajam untuk berjaga jaga.
‘’Memangnya berguna??’’tanya Denisa.
‘’Drpd nggak ada sama sekali’’kata Dina.
Seorang anak berpakaian layaknya seperti anak jalanan, meloncat keluar dr semak semak.
‘’Siapa kamu, apa maumu?’’ panik Dina sembari memegang erat ranting pohon tersebut.
‘’Gagigugagaga giguge go’’kata orang itu.
‘’Hah?’’Bingung Dina.
‘’Ooh ooh, dia buka orang jahat kok, tenang aja’’ kata Lala sembari mendekati anak kecil itu.
‘’La, menjauh lah!’’perintah Denisa.
‘’Gagigaagegogu?’’ kata Lala.
‘’Kau ngomong apaan sih, la?’’bingung Yulia.
‘’Dia sama sekali tidak mendengarkan ucapanku..’’kata Denisa.
‘’Mereka asik sendiri..’’kata Yulia.
Tiba tiba anak kecil itu menarik tangan Lala, dan mereka pun mengikutinya.
‘’Jangan jangan kita mau dimakan’’panik Denisa.
‘’Jangan bilang yang aneh aneh deh’’kata Dina.
....................................................................................................................................................
  ‘’Kita dmn?? Kok menakutkan begini? Lala mana?’’panik Denisa.
‘’Itu disana, APA APA INI??’’bentak Dina.
Tiba tiba mereka ber-tiga diikat seperti apa yang mereka lakukan terhadap Lala. Lalu mereka dibawa dan disuruh terjun dibawah tangki besar yang berisi cairan yang sangat panas.
‘’Ini mungkin hari terakhir kita, melihat dunia’’sedih Dina.
‘’Maafkan aku, karena aku terlalu percaya dengan anak itu’’sedih Lala.
‘’Nggak apa apa, kau sudah berusaha untuk menyelamatkan hidup kita, jika tidak mungkin kita sudah dimakan t-rex’’kata Denisa.
‘’Sepertinya kesannya sama saja, sama sama dimakan’’kata Yulia.
‘’Maafkan aku teman, atas segala perbuatanku terhadap kalian, bye’’kata Lala sembari melompat kearah tangki besar berisi cairan panas.
‘’maafkan aku juga harus menyusulnya’’sedih Dina sembari menyusul Lala.
‘’Maafkan aku juga’’tangis Yulia yang menyusul Dina.
‘’...’’
‘’...’’
‘’...’’
‘’CUT CUT CUT!! Apa yang kau tunggu? Cepat terjun!’’kesal sutradara.
‘’Aku sudah mandi, aku malas untuk mandi lagi’’jawab Denisa.
‘’Sudah kubilang jangan mandi dulu!’’ kesal sutradara.
‘’Aku malas jika badanku lengket lengket’’kata Denisa.
‘’ARGH’’kesal sutradara sembari menaiki tangga dan memukul kepala Denisa dengan buku casting.
...................................................................................................................................................
  ‘’ADUH! Siapa sih yang mukul aku memakai buku?’’kesal Denisa.
‘’Ibu, emangnya kenapa?’’kesal Ibu Yoshida.
‘’Eh, ibu pakabar bu?’’ senyum Denisa.
‘’KELUAR DARI KELAS IBU’’ bentak Ibu Yoshida.
Akhirnya Denisa keluar dr kelas dengan diiringi tawa dr teman teman sekelasnya
THE END





INI GAJE

Cerita 1
True Love

Suatu hari di siang, disebuah negara
terjadi peperangan.
Antara negara Gelvonia & Veronica...
Dan negara itu memang mempunyai seorang pangeran dan putri, mereka saling mencintai... Sang putri bernama Rosalinda dan sang pangeran bernama Haihara...
Setelah lama saling mencintai, sang pangeran melamar sang putri didepan Ratu Veronica... Tetapi lamaran itu ditolak mentah mentah olehnya.
Kedua negara itu akhirnya menemukan mempelai untuk anaknya masing masing, hasilnya sang putri dan pangeran menolaknya mentah mentah.
Rosalinda dan Haihara, memutuskan untuk kabur dari kerajaan, dan membangun sebuah rumah terpencil di sebuah hutan yg lebat.
Tanpa persetujuan orangtuanya, mereka menikah dengan diam diam diiringi oleh nyanyian burung dan berbagai hewan yg berada di hutan...
Tanpa sengaja Maiza, sang prajurit dari negara Gelvonia melihat kejadian itu, dan langsung melapor pada rajanya.
Tentu saja rajanya marah, ia mengirim beribu ribu prajurit untuk menangkapnya dan membunuh sang putri.
Ketika Haihara melihat prajurit ayahnya hampir membunuh istrinya, ia langsung memeluknya, akhirnya peluru yg ditembak mengenai Haihara.
Ia mengatakan kata kata terakhirnya kepada istrinya... ''Jagalah dirimu, janganlah kau bernasib sama sepertiku... Aku mencintaimu..''katanya terbata bata.
Karena sang putri tak rela berpisah dengannya, ia langsung mengambil pistol sang prajurit, dan bunuh diir...

Akhirnya kejadian itu menjadi pelajaran untuk kedua kerajaan... Bahwa Cinta Sejati Tak Akan Bisa Digantikan

Percakapan Gaje

Pada suatu siang, menjelang salat Jum'at.
Aku dan temanku bermain berdua di kelas kami
Arin : *Maen FB, buka MCI, web-came-an ma Rara*
T     : Web-came-an sm siapa sih? Tawa tawa kgk jelas
Arin :  Sama setan, mbakbro
T     : Yang bener
Arin : Rara bro
T     : Rara kan saman
Arin : Bukan Rara si badai dari kelas kita bro
T   : Ooh, temenmu dari dunia maya ya?
Arin : Kagak kok bro, dari dunia persetanan
T    : ...
Arin : Dari dunia maya lah bro, w kn kgk ada temen lg bro
T     : Ooh
Arin : *telepon Rara
Karena aku dan Rara msh malu malu? Jadi kami sama sama menutupi kamera web-came kita.
Klo aku, nutupi pakek jari, klo Rara barbie?
Arin  : Oy, nanyi ngapa
Rara : Lo duluan
Arin  : Kamu duluan aja deh
Rara : Lo duluan
*Liatin muka temen ane
*Balik lagi
Arin : Yaudah deh
*nyanyi more than world
Rara nyanyi SNSD?

T  : Suara temen lo bagus juga
w  : Kn suaranya bagus kek, bidadari, jatuh dari surga dihadapanku, EAAA
T   : Pengen liat wajahnya kek apa
W : Nih, liat sendiri *ngasih liat
T&W : .... *nunggu
W  : *ninggalin *liat keadaan
T   : Rin, tadi keliatan rin! *girang?
W  : Mana?
Rara : *Nutupin lagi, otomatis jadi item
*poker face
W : *buka phototoy? *ber-pose kagak jelas
T   : *ikutan* Rin, foto berdua yuk?
W  : ....
T    : *udh mulai narsis
W  : *gangguin temen ane
T   : Yaah, padahal tadi bagus tuh *pasrah
W  : Nyehehehehehehe
T    : *ngemulai ulang* *ngefoto ane*
W  : ANjrid

T   : Dapet dapet
Berantem....
Temen ane ngejer w, sampe ane mojok di jendela
W : *telfon rara
G *kk osis : ngapain?
W&T : gk ngapa ngapain
Rara :*ngangkat
G : MAen apa hayo?
W : *nunjukkin webcamenya ke arah kakak osis
G : *Kaget
W & T : *ketawa sampe guling guling
G : w yakin tu anak kaget terus lari
Bersama sama tertawa sampe kakak osisnya pergi
W : *ngecharge
T  : *ikutan*
W : *bosen*
T : *sebaliknya
W  : Ke sevel yuk?
T   : Ayuk, untung aku bawa duit banyak
W & T : pergi ke sevel

--The End-

SAMPAH - Story 1

SAMPAH
 Angin pagi hari ini berhembus sangat kencang, hingga berhasil membanting pintu kelas 8-2 saat itu. Diselingi oleh rintik rintik hujan yang makin lama makin lebat. Orang orang yang berada di lapangan segera meneduh di lantai bawah, sebagian orang sudah berlarian naik kelantai 2 dan 3. Guru guru mulai berlari lari kecil sembari membawa payung yang beraneka ragam lalu menaiki satu demi satu anak tangga. Aku yang saat itu sedang menggambar sebuah sketsa terhenti dikarenakan guru jam pertama sudah memasuki kelasku saat itu. Guru itu bernama Mrs. Sophie , guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelas 8-2. Saat saat itu adalah bagian yang sangat membosankan, ingin sekali tertawa tetapi tidak bisa. Mrs. Sophie adalah guru tergalak yang pernah aku lihat, ia sudah menimbulkan banyak korban yang pindah sekolah karena dia. Karena perilakunya itu, Mrs. Sophie adalah guru yang paling dibenci oleh anak anak kelas 8 dan 9, bahkan kelas 7. Tidak ada yang bisa melawan Mrs. Sophie, kecuali kepala sekolah.
   ‘’Yak, anak anak. Keluarkan buku Bahasa Inggris terpadu, sekarang!’’perintah Mrs. Sophie sembari memukul mejanya dengan rotan panjangnya. Tanpa basa basi orang orang termasuk aku diruangan itu mulai mengeluarkan buku yang diperintahkan Mrs. Sophie. Disaat aku menoleh sekilas ada seorang anak baru yang tidak tahu apa apa sedang memegang telepon genggamnya untuk mengecek ada panggilan atau tidak.
  ‘’Yak, anak baru yang disana, kesinikan handphonemu!’’bentak Mrs.Sophie dengan wajah jengkel melihat ada anaknya yang memainkan telepon genggam. Anak baru itu dengan takut maju kedepan dengan ketakutan dan menghadap Mrs. Sophie. ‘’Kamu tahu, jika dipelajaran ibu tidak ada dan memang tidak boleh memainkan handphone, walaupun hanya memegang!’’ bentak Mrs. Sophie memukul pundak anak baru itu dengan rotan panjangnya itu. Anak baru itu merintih kesakitan sembari memegangi pundaknya dan tangan kanannya masih memegangi telepon genggam miliknya. ‘’Sini handphonemu!’’lanjut Mrs.Sophie sembari mengambil paksa telepon genggam anak baru itu. Mrs.  Sophie hanya melihat sekilas telepon genggam anak baru itu, anak anak yang lain juga terkagum kagum melihat telepon genggam anak baru itu karena telepon genggamnya itu adalah iphone 5.  Mrs. Sophie langsung melempar telepon genggam anak baru itu ke tembok layaknya sang master. Orang orang yang berada di kelas langsung terkejut, ingin menggertak tetapi nggak bisa. Anak baru itu hanya tertunduk melas sembari berjalan kembali ketempat duduknya.
  ‘’Ada yang mau memainkan handphone lagi?’’tanya Mrs. Sophie.
...
Iya, biar greget. Galak  banget sih jadi guru. Baru naik kelas 8, dikasih kesan yang nggak enak. Sepertinya lebih enak waktu kelas 7.
...
   ‘’Oke, sekarang kita akan mengulang aljabar’’kata Mrs.Sophie sembari membetulkan kacamatanya. Aku menengok ke kanan dan ke kiri. ‘’Apa yang kamu lakukan, Clarissa ?’’bentak Mrs.Sophie.  ‘’Maaf, Mrs. Mrs. Sophie kan’ mengajar Bahasa Inggris, kenapa belajar matematika?’’jawabku dengan nada ketakutan. Mrs. Sophie berjalan mendekatiku sembari membawa rotan.
...

Mama, jika aku pulang tinggal nama. Aku lebih suka dikremasi daripada di kubur. Nanti hanya menuh menuhin kuburan karet bivak aja.
...
  Aku merasa jika diriku mengeluarkan keringat dingin, dan rasanya isi kepalaku mulai nggak karuan, dunia makin lama semakin gelap. Aku juga merasa badanku terasa ringan. Ketika aku bangun aku sudah berada di ruang kesehatan. ‘’Ooh, lo dah bangun?’’ sahut seseorang anak perempuan. ‘’W dimana? Lo siapa? W siapa?’’kataku seperti orang yang hilang ingatan. ‘’Lo hilang ingatan, Ris? Lo nggak ingat siapa w? Maafkan w gara gara nggak sengaja ngepentokin kepala lo ke tembok tadi’’ resah Shifa smebari memegangi keningku. Aku memegangi keningku , aku merasakan benjolan di keningku, ketika aku pegang aku merasakan sakit. ‘’Anjir lo Shif, orang pingsan lo pentokin kepala w ketembok’’kataku yang masih memegangi keningku.
   ‘’Lo kagak AMNESIA kan’, Ris?’’senang Shifa sembari mengguncang guncangkan badanku. ‘’Ya kagaklah, kalo w AMNESIA w kagak inget siapa elo, dan elo berarti bukan siapa siapa w’’jawabku.
  ‘’By the way, thanks banget ya’’kata Shifa. ‘’Thanks buat apa?’’ bingungku. ‘’Yaaa, lo dah nyelamatin w dari kelas Mrs. Sophie. Sumpah pas lo bilang kalo dia seharusnya ngajar Bahasa Inggris dia langsung bengong kek patung’’katanya sembari tertawa. ‘’Really? Okey, than give me your money for your thanks’’. ‘’Just kidding’’lanjutku.
  Aku meminum segelas teh hangat yang berada disebelahku. ‘’Lo haus, Ris?’’ledek Shifa. ‘’Lo pengen nih? W kasih, gratis buat elo’’kesalku sembari memberikan gelas yang telah kosong itu. ‘’Yee, gelas kosong lo kasih ke w’’kata Shifa. Aku melihat kembali gelas kosong  itu.
...
Perasaan aku hanya minum setengah saja
...
  Bel berbunyi 3 kali tanda waktunya untuk pulang. ‘’Loh, emang sekarang jam berapa?’’ bingungku yang langsung menyambar telepon genggamku yang berada di kantung atas bajuku. ‘’Lo udah kek sleeping beuty, pingsan sampe jam 3’’kata Shifa yang lebih dulu melirik kearah jam tangannya. ‘’Lo kok kagak bangunin w!?’’kesalku sembari melempar selimut yang menutupi badanku.
  ‘’Slow donk mbak, masih mending lo dah sadar daripada lo bener bener kek sleeping beauty tdur  sampe bertahun tahun’’ kata Shifa sembari mengambil selimut yang terlempar olehku. ‘’Lo tunggu disini dulu, w ambil tas w sama tas lo. Lo tiduran aja dulu, pura pura masih pingsan. Nanti lo disuruh keluar lagi lo’’lanjutnya sembari menutupi badanku dengan selimut yang ia pungut.
  ‘’Cepetan ya? Nggak pake lama!’’perintahku sembari memainkan telepon genggamku. ‘’Lol, lo kira w pembantu lo apa? Iya iya, paling w ngambilnya 5 menit gosipnya 5 jam-an’’kata Shifa sembari meninggalkan ruang kesehatan.
  Aku tertawa kecil lalu melirik kembali telepon genggamku, tidak ada panggilan masuk dan sms masuk. Aku menghela nafas, lalu melanjutkan novel romanceku yang tidak pernah selesai. Aku mulai bosan hingga membuatku melirik kanan dan kiri. Aku melempar selimutku lagi lalu memungutnya lagi. Aku melirik ke arah telepon genggamku lagi.
  ‘’Maaf lama, tadi w nge-gosip dulu’’sahut Shifa sembari melempar tasku yang berwarna hitam merah itu. ‘’Santai dong bro’’ kesalku yang merasa terbebani karena tasku sendiri. ‘’Sori, sori’’
  Aku mengambil tasku, lalu aku melirik kearah pocketbacku yang berholder hitam. ‘’Loh, isi pocketbac w kok’ tinggal dikit?’’tanyaku bingung. ‘’Dipake sama anak anak kali, kan’ dikelas pada pocketbac mania, lagian isi pocketbac lo itu tuh paling wangi di kelas, jelas si pocketbac mania demen’’ jelas Shifa. ‘’Najis, emang apa enaknya sih?’’ ‘’Lah lu kalo dah tau itu pocketbac apa enaknya lo beli’’ ‘’W kan ngikutin tren’’.
  ‘’Udah ah pulang, w pengen nonton Beauty and The Geek nih’’kata Shifa sembari membawa tasnya yang berwarna putih bermerk ‘Jansport’ ‘’Wesh, keknya w baru sadar kalo lo pake tas baru. Jansport lo yang gambarnya kek bendera lusuh itu kemana?’’tanyaku. ‘’W buang, ya nggak lah. Ada tuh dirumah, lo mau?’’tawarnya. ‘’Ogah, bekas lu. Mending w beri baru’’tolakku sembari mengambil tas hitamku lalu meninggalkan ruang kesehatan.
***
  Ketika kami berdua sudah memasuki lapangan sekolah, tidak sengaja kita melihat anak anak klun basket sedang bertanding dengan klub dari sekolah lain. Tiba tiba Shifa menghentikan langkahku dan menginstruksikan untuk melihat pertandingan itu. ‘’Paan sih lu’’kesalku yang ingin pulang. ‘’Itu lihat, anak anak klub basket sekolah kita, keren banget kan’?’’kagumnya ‘’Pengen w pacarin deh, apalagi itu tuh yang itu, yang jadi kapten. Sumpah, keren banget!’’lanjutnya.
  ‘’Pacarin lah sono, w pulang ya?’’kataku sembari berjalan meninggalkan Shifa. ‘’Lo kok gitu sama w?’’kesalnya seperti seseorang yang dikhianati temannya sendiri. ‘’Yaa, w kan’ pengen pulang. Lo sendiri juga pengen nonton beauty and the geek kan’?’’ tanyaku.
  ‘’Kalo itu kan’ bisa w tonton di internet, nah ini live’’kata Shifa. ‘’Emang lo boleh pulang telat? Ini bisa sampai jam 6-an loh’’kataku sembari melirik kearah jam tanganku yang belum aku pasang. ‘’Ini kan’ bertandingan yang jarang jarang’’ jawab Shifa nggak mau kalah.
  ‘’Gini deh, w nemenin elo nonton sampe jam 4-an, lebih dari itu w pulang’’kataku yang sudah kalah dengan kata kata Shifa. ‘’Thanks Clarissa’’. Aku menghela nafas sembari menganggukan kepala.
  Shifa menyemangati klub basket sekolah kami layaknya seorang anggota cheers yang handal. Anggota cheers yang lagi latihan di teras sekolah langsung berdatangan menghampiri Shifa. ‘’Lo pengen ikutan cheers?’’tawar seseorang anak perempuan yang ternyata kapten cheerleader. Shifa yang sepertinya kaget akan tawarannya tersebut langsung menerimanya tanpa basa basi.
  ‘’Ris, lo mau ikutan nggak?’’tawar Shifa. ‘’Maaf, kalo buat temen lo yang ini.. Nggak boleh. W takut bukannya pas lomba kita bukannya menang malah kalah plus kita mendapatkan tertawaan dari orang orang kalo kita mempunyai anggota cheers kek dia’’ ledek anak perempuan itu. ‘’Yaudah lo aja yang ikut, w mau pulang. Bye Shifa, jangan nyasar di jalan ya?’’kataku sembari melambaikan tangan dan berlalu dari hadapannya.
***
  Ketika aku berjalan keluar melewati gerbang sekolah, aku merasa jengkel pada diriku sendiri karena tidak dikaruniai wajah yang cantik dan badan yang bagus. Sebenarnya aku ingin masuk cheers tetapi aku nggak bisa karena keadaanku. Jadi aku beralih menjadi seorang ‘otaku’. Aku berjalan melewati WT (Warung Tegal) aku melihat anak anak berandalan dari sekolahku sedang berkumpul. Ketika aku milihat dengan seksama, aku melihat anak anak dari kelasku sedang merokok dan meminum alkohol. Aku terdiam tanpa kata.
  Aku menunggu angkutan umum yang melewatiku, aku terdiam hingga aku menjadi sorotan anak anak berandalan itu. Aku sangat bersyukur karena ada angkutan umum yang lewat. Tetapi angkutan umum itu hanya terdiam hingga mobilnya penuh dengan penumpang. Aku mengambil telepon genggamku di saku bajuku. JPREET! Tanpa sadar aku mengambil gambar anak anak berandalan itu. Suara jepretan itu ternyata terdengar oleh salah satu anak yang berambut gondrong lalu menginstruksikan untuk berjalan kearahku.
  ‘’PAK, PAK JALAN PAAAK!!’’perintahku dengan panik. ‘’Tunggu dek, tunggu penuh. Penumpangnya baru adek doang nih!’’tolak sang supir. ‘’Ayolah pak’’ ‘’Nggak dek, nanti saya yang bangkrut’’ tolaknya lagi. Anak anak berandalan itu sudah hampir dekat, beberapa dari mereka menyalakan motor bersiap siap jika aku kabur. ‘’AYO PAK, NANTI SAYA BAYAR 200 RIBU!! JALAN SEKARANG’’perintahku lagi. ‘’Bener dek?’’kata supir itu kaget. ‘’IYA PAK, JALAN!’’ ‘’Oke, dek’’ kata supir angkot itu sembari menjalankan mobilnya.
  ‘’WOY WOY, KABUR ANAKNYA TUH’’teriak anak anak berandalan itu.
...
  Mampus w, w bakal jadi sate kambing kalo ketangkep. Waktu w dah abis ya? Daritadi keancem mati mulu.
...
  Anak anak berandalan itu mengejar memakai motor bekas maling dan ada yang milik sendiri. ‘’PAK PAK CEPETAN DIKIT PAK!’’ bentakku. ‘’Tambahin ya ongkosnya?’’ ‘’IYA PAK IYA’’
...
  Uang jajan w abis dah hanya gara gara beginian doang. Jajan apa w besok? Uang kas belom w bayar lagi. Apalagi w masih punya utang sama Bang Acep.
...
  ‘’Neng, keknya tuh motor ngejar mulu nih, kita dah muter muter daritadi’’kata supir angkot itu. ‘’Yee bang, kenapa nggak lewat jalan tol aja?’’jengkelku. ‘’Yaa, nggak boleh lah neng’’.
...
Oh iya w lupa
...
  ‘’Yaudah, lewatin kantor polisi aja, nanti juga ketangkep. Atau nggak lewat jalan raya deh, yang ada polisinya sama lampu merah’’ kataku lagi. ‘’Sip neng’’. Angkutan umum yang aku naiki berjalan dengan kencang disusul oleh motor motor yang dikendarai oleh anak anak berandalan tadi. Ketika lampu merah berubah hijau aku memerintah supir itu untuk diam sampai lampu kuning baru jalan. Ketika lampu hijau hampir selesai, anak anak berandalan itu turun dari motor dan berjalan menuju angkutan umum yang aku naiki. Tetapi tepat ketika satu langkah lagi mereka bisa menangkapku. Lampu kuning menyala, supir angkutan umum itu menancap gasnya dengan cepat. Anak anak yang masih berada di motor juga dengan cepat mengejar angkutan umum, tetapi mereka ditilang oleh polisi karena tidak memakai helm dan tidak mempunyai sim.
...
  Akhirnya aku bebas! Thank You God. Thanks To helping me~
...
  Ketika sudah sampai dirumah, aku melempar tasku diruang keluarga. Dan membanting badanku ke sofa yang empuk. ‘’Ayo makan dulu’’sahut Mamaku. ‘’Iya Mama, sebentar lagi’’jawabku dengan nafas yang nggak karuan. Mamaku terlihat sedang menghela nafas. ‘’Mama pergi dulu ya? Mama ingin bertemu dengan calon ayahmu’’kata Mamaku yang pipinya telah merona dan berlari lari kecil keluar rumah.
  ‘’Aduuuh, Mama. Udah tau aku nggak butuh ayah lagi. Udah banyak calon ayah yang aku kenal tapi hanya mau harta benda keluarga ini’’ocehku pada sebingkai foto Mamaku yang sedang tersenyum. ‘’Heh, ngoceh sendiri. Kesambet apaan lu?’’sahut Kakakku David. ‘’Lo siapa? Kenal aja kagak?’’. ‘’Kok gitu siih, adek ku sayang. Mama kan’ pasti kesepian tanpa suami, yaaa wajar dong. By the way, masa kamu nggak kenal sama kakakmu yang ganteng ini?’’. Aku melihat sekilas kearah kakakku yang badai keceh membahana itu dengan rasa jijik. ‘’Udah berapa cewek yang lo tolak disekolah?’’tanyaku sinis. ‘’Yaah sedikit kok hanya 5 orang yang tanpangnya pas-pasan’’sombongnya. ‘’Lo maho? Cewek lo tolak semua’’kataku sembari berlalu dari kakakku yang setengah kaku.
 >>Skip waktu ~Sekolah~
  ‘’Ibu, bagaimana bu? Ini adalah anak dari sekolah kita, bu! Harus dihukum berat’’kataku sembari memberikan handphone yang bergaleri penuh dengan foto – foto alay temanku. ‘’Yang mana ya? Disini banyak foto foto gaya. Yang mana yang ingin kamu tunjukkan pada ibu?’’tanya Bu Widiya. Aku mengambil kembali handphone punyaku lalu kusentuh foto yang ingin kutunjukkan. Bu Widiya mengambil handphoneku dari tanganku. Ia melihat dengan seksama foto itu hingga ia menggunakan kaca pembesar yang ia ambil dari tas merah kunonya itu.
  ‘’Ooh iya, benar ini. Ini harus dihukum! Ngomong ngomong, anak kelas berapa ini?’’tanya Bu Widiya sembari mengembalikan handphoneku. ‘’Ini-‘’. ‘’Bu Widiya, anda ingin tempe bacem ini, enak loh’’tawar Bu Shinta.
...
Kalo bukan guru, dia sudah ada di liang kubur sekarang
...
  Bu Widiya mengambil sekantung penuh tempe bacem yang Bu Shinta berikan pada Bu Widiya. ‘’Ooh, maaf. Tadi itu foto anak kelas berapa kira kira?’’tanya Bu Widiya lagi. ‘’Itu foto-‘’. ‘’Foto apa, Bu Widiya?’’tanya Bu Shinta penasaran membuatnya berjalan mendekati meja Bu Widiya.
...
Golok, mana golok??
...
  ‘’Ini foto anak anak dari sekolah kita yang nongkrong di warung tegal pak Jaya’’jawab Bu Widiya sembari menyambar handphone yang ada digenggamanku. ‘’Ooh, hukum saja anak anak itu bu! Ngomong ngomong anak kelas berapa mereka?’’. Mereka seksama sekali melihat foto itu, lalu dengan jari telunjuk Bu Shinta, ia terlihat mengutak atik handphone milikku. ‘’Aku jadi ingat masa muda dulu, saya suka modis kayak begini. Tetapi fotonya nggak jadi 4 satu foto begini’’kata Bu Shinta. ‘’Sama bu, saya sih hanya senyum senyum saja sembari bergaya’’senyum Bu Widiya.
  ‘’Maaf Ibu, bagaimana dengan anak anak itu? Diprediksi, anak anak itu adalah anak dari beberapa anak dari seluruh kelas 8 dan anak kelas 9. Mereka semua adalah anak laki laki. Dan kira kira ini adalah nama dan kelas yang saya bisa prekdisikan’’jelasku sembari menyerahkan 4 lembar kertas berisikan nama dan kelas yang aku lihat di biodata sekolah. ‘’Ooh ini, lalu bagaimana rencanamu untuk memberantas anak anak seperti ini?’’tanya Bu Shinta. Aku terdiam sementara.
  ‘’Bagaimana jika mereka dimasuki oleh klub tari tradisional, kebetulan tari tradisional sangat sepi oleh anggota dan terancam bubar karena anggota yang hanya 2 orang saja’’usulku. ‘’Ide bagus, akan saya umumkan di jam pelajaran ke-5 nanti. Kamu bisa kembali ke kelas sekarang’’ kata Bu Widiya sembari menunjukkan arah keluar. ‘’Maaf Ibu, handphone saya’’. Bu Shinta yang sedang sibuk bermain dengan handphoneku kaget. ‘’Kan’ sekolah ini dilarang membawa handphone yang bagus. Jadi handphone ini saya sita ya? Kamu bisa pergi sekarang’’ kata Bu Shinta dengan nada mengusir. ‘’Ta ta pi bu?’’kataku nggak ikhlas melihat handphoneku tetap dimainkan Bu Shinta. ‘’Ssst, nggak ada tapi tapian. Sudah, bel masuk akan berbunyi. Atau mau, ibu hukum berdiri?’’. Aku hanya terdiam dan berlalu menuju kelas.
...
Guru sialan
...
 >>Skip waktu
  Aku menteskan tetes demi tetes air mata karena handphoneku yang disita oleh Bu Shinta. ‘’Lo kenapa, Ris?’’bingung Shifa sembari menepuk nepuk punggungku. ‘’HP W, Shif’’. ‘’Emang kenapa HP lo?’’. ‘’Diambil noh sama guru kegenitan ntu’’ tangisku sembari menunjuk kearah ruang guru. ‘’Siapa? Bu Shinta?’’tebak Shifa. Aku mengangguk anggukan kepalaku.
  ‘’Kenapa? Emang lo salah apa?’’tanyanya bingung. ‘’Nggak tau tuh, tu guru nggak bisa ngeliat barang bagus kali, jam tangan w yang w beli di Paris dia embat. Katanya nanti aku diculik lah, di apa apain lah. Gila kan tu guru’’kesalku sembari membanting botol minum Aqua yang sudah kosong.
  ‘’Ikhlas-in aja kali, makanya jangan deket deket sama Bu Shinta. Dah tau orangnya kek gitu’’. ‘’Lalu w harus ngapain Shif??’’.
  ‘’Nelepon nggak pernah, SMS nggak pernah. Kamu maunya apa sih, Shif’’sahut salah satu anggota cheer. ‘’Berisik lu, KAGAK TAU ORANG LAGI NANGIS HAH?’’kesalku. ‘’Iih, orang utan lagi marah. Eh Shif, napa tu temen lu nangis kagak jelas. Ganggu imej aja sih’’.
  ‘’Karin nggak boleh begitu. Kata ketua kita tuh nggak boleh ngep-bully orang’’kata Cessa. ‘’Napa lo patuh banget sama ketua sialan itu? Udah orang sakit sakitan, masih aja jadi ketua’’ kata Karin. ‘’Ya Tuhan, berikan lah orang yang ngata ngatain aku diampuni dosa dosanya. Semoga IBLIS itu khilaf’’ kataku sembari memohon pada Tuhan lengkap dengan tangan diatas. Karin yang nggak menerima perkataan yang aku lontarkan menjambak rambutku. ‘’Lo kira ini sinetron? Kuno lo, kalo mau BUNUH W aja sekalian’’kesalku yang hanya diam ditempat tanpa melakukan apapun. Karin beralih memukulku dengan tangan. Cessa dan Shifa berusaha menahan Karin dan mengantarkannya ke kelasnya. ‘’Sinting kali ya tu anak’’
  Aku terdiam tanpa kata melihat kearah jendela luar melihat hamparan pasir yang berterbangan karena angin kencang. ‘’Anak anak yang dipanggil harap menuju Graha-‘’
...
Biar tau rasa tuh yang ngejar ngejar w
...
  ‘’Dan Clarissa Herniyati kelas 8-2 untuk segera ke Graha sekarang’’
...
WHAAAAAAAAAAAAT???
...
>>>Skip waktu
  ‘’Oke anak anak, berterima kasihlah pada Clarissa karena ialah yang mengusulkan kalian agar masuk ke klub tari. Kebetulan anggota yang terakhir sudah keluar karena alasan tertentu. Nah kalian akan mulai latihan pulang sekolah nanti hingga jam 5.’’kata Bu Denisa sembari berlalu keluar Graha.
  ‘’Ooo, jadi elu yang ngelaporin kita? Nyari mati lo disini?’’kata salah satu anak paling cungkring. ‘’Kita nggak peduli kalo lo cewek atau bukan, yang jelas lo bakal ada di liang kubur nanti’’kesal salah satu anak bernama Kevin. ‘’Atau lo kita buang di sungai, bisa juga lo kita mutilasi terus kita buang di berbagai tempat. Gimana? Pilih salah satu’’lanjut Kevin sembari berjalan memojokkanku. ‘’BUNUH W aja, kebutulan w dah bosan hidup. Oh iya, ada pilihan lebih menantang nggak? BIAR GREGET’’senyumku. Seisi Graha langsung terdiam lalu satu persatu berlalu keluar Graha. ‘’Just go to die’’. Kevin yang terakhir kali keluar dari graha,membanting daun pintu yang berada di pojok kanan Graha dengan keras. Ketika semua sudah benar benar berlalu aku berteriak, ‘’WOY BANCE HOMOOOOOO’’
>>>Skip waktu.
  ‘’Kita akan mencoba tari Betawi, agar mudah, kita akan menciptakan gerakan kita sendiri untuk perlombaan’’ Oceh Bu Denisa sembari memperlihatkan gerakan gerakan tari Betawi ciptaanya. ‘’KUNO BU!’’teriak anak laki – laki. ‘’SSt, ini perintah loh! Ayo semuanya 1, 2, 1, 2, 1,2’’. Anak laki laki yang tidak punya pilihan langsung berdiri dan mengikuti gerakan Bu Denisa. Aku hanya tertawa melihatnya. ‘’Ayo Clarissa, kamu juga’’ujar Bu Denisa. Anak laki – laki tertawa kecil, sebagian melihat kearahku memasang wajah mengejek.
...
Nyari mati tu anak
...
  >>>Skip waktu
  Setelah latihan tari selesai, aku mengunjungi Shifa yang lagi asik latihan. ‘’Shifa, kamu mau pulang nggak? Pulang sama sama yuk?’’ajakku. Shifa dengan sigap menengok kearahku. ‘’Maaf, Ris. W sekarang  dijemput sama mamaku. Kata anak anak, kalo aku pulang sendiri nanti kulit aku jadi cokelat’’. Aku menengok Karin yang tersenyum kemenangan. Aku menatapnya dengan sinis, lalu melihat kearah Shifa lagi dan menghela nafas. ‘’Yaudah deh, bye. See you later’’ kataku yang berjalan meninggalkan Shifa.
  Aku berjalan meninggalkan gerbang, lalu aku terdiam disana seperti patung. Kebetulan anak anak cheer sudah pulang, sebagian sudah dijemput oleh jemputannya termasuk Shifa. ‘’Kasihan, lagi nunggu angkutan umum lewat ya? Cup cup cup’’tawa Karin yang menenteng tas bewarna ungunya itu. ‘’Lo sendiri ngapain? Anak mami?’’tanyaku sinis. ‘’Omaigat, lo ngomong apaan barusan?’’katanya yang bersiap memukulku. Aku menatapnya dengan sinis. ‘’Kasihan deh, nanti nangis’’lanjutnya.
..
Banci kaleng dasar
...
  >>>Skip waktu.
  Semakin hari, Shifa semakin menjauhiku dan ia sudah berani memanggilku ‘Sampah’. Klub tari makin kacau. Mamaku sudah bercucur air mata kemarin karena tahu bahwa yang ia gebet itu adalah seorang ‘BAJINGAN’. Hari ini diprediksa adalah hari terakhir aku latihan, Bu Denisa sudah nggak mau tahu lagi, jadi semua yang mempertanggung jawabnya adalah aku. Besok adalah hari terpenting untuk klub tari, lomba untung ulang tahun kota Jakarta.
  Ketika aku berjalan selangkah dari pintu masuk Graha, ruangan itu sudah penuh dengan teriakan, canda, tawa. Berisik sekali! ‘’Bu Denisa mana? Kita udah nunggu disini setengah jam! Lo juga kemana saja hah?’’kesal Desta. ‘’Lo seharusnya senang, Bu Denisa udah nggak tahan gara gara kalian’’jawabku santai. ‘’Ooh bagus dong, kita bebas. Pulang yuk’’ajak Kevin.
  ‘’Lo kagak peduli besok? Lo nggak mau nggak dicap buruk sama guru guru. Lo nggak mau jadi juara? Lo mau bikin marah orang tua lagi? Lo mau nongkrong lagi, ngerokok minum minuman keras’’tanyaku sembari berkacak pinggang. ‘’Yaiyalah, ngapain lagi?’’kata Nakula. ‘’Kau tahu? Ngerokok itu cuman bikin mati doang. Oh iya, seterah sih aku juga bersyukur biar Jakarta nggak terlalu penuh dengan orang bodoh jika lo lo pada dah pada mati gara gara sebatang rokok’’ ancamku. Semua orang terdiam, salah satu dari mereka membuang puntung rokok yang ia hisap. ‘’Nah, buat besok bagaimana kalo kita bikin suprise buat guru guru? Lagian kalo kita nggak latihan, kita juga wajib ikut mentas besok. Hanya beberapa gerakan lagi, dan tarian kita akan sempurna’’kataku sembari menyalakan musik dari speaker.
  ‘’W bingung, kenapa kita jadi nurut sama ni bocah yang dah bikin kita kek gini ya?’’bingung salah satu anak. ‘’Udah nurut aja, daripada kena pentung kek 2 hari yang lalu’’takut Desta.
...
Kapan w mentung tu anak? Oh iya gara gara bikin bu Denisa nangis, w pentung tu bocah pake tongkat baseball. Cepat khilaf juga tu anak
...
>>Skip waktu
  Disaat pementasan, guru guru dari sekolahku termasuk Bu Denisa datang, dan duduk di barisan kedua dari depan. Sebagian dari mereka menutupi wajah dengan sebuah sapu tangan atau dengan telapak tangannya sendiri karena tak bisa menahan malu jika kita akan gagal. Aku dan grupku merasa canggung dan tegang. ‘’Udah nggak apa apa, kita harus yakin kita bisa. Harus! Biar GREGET’’kataku sembari mengulurkan tangan kananku. Anak anak itu menengok satu sama lain. ‘’BIAR GREGET, TIM PALING GREGET, DAN ISTIMEWA. BADAI KECEH MEMBAHANA HALILINTAR HOREEEEEEE!’’sorak kami dibelakang panggung. Sempat beberapa grup yang sudah pentas tertawa cekikikan, ada yang tertawa hingga pingsan.
  Aluna musik sudah dimulai, aku merasa grupku sudah mementaskannya dengan benar. Walau pada akhirnya kaki terkilir dan sempat jatuh disaat alunan musik berakhir. Semua ornag tertawa, guru guru dari sekolahku yang tadinya kagum menjadi tak bisa menahan malu. Tetapi pada akhirnya mereka menepuk tangan karena tiba tiba Kevin melakukan adegan romeo and juliet yang mengantarkku keluar panggung.
  ‘’Vin, lo ngapain sih?’’kataku sembari melepaskan tarikan tangannya. ‘’BIAR GREGET’’jawabnya. ‘’Kalo mau yel yel bilang dong, ayo ayo. Yel yel!’’ajak Desta. ‘’BIAR GREGET, TIM PALING GREGET, DAN ISTIMEWA. BADAI KECEH MEMBAHANA HALILINTAR HOREEE’’
  >>Skip waktu
  Disaar pengumuman, hatiku berdegup kencang. Aku dah grupku bergandengan tangan berharap grup kami menjadi pemenang. Sangat berharap. ‘’Pemenang juara pertama adalaaaaah.... grup dari sekolah Darma 2, GRUP GREGET?’’bingung pembaca. Aku yang sempet senang kebingungan.
...
GRUP GREGET?
...
  ‘’Woy, siapa yang bilang kita jadi grup GREGET?’’tanyaku. ‘’W, biar GREGET’’ujar Dophi. ‘’Harap grup GREGET, untuk maju kedepan untuk mengambil piala’’ kata sang pembaca. Kami ramai ramai ingin menaiki panggung. ‘’Salah satu saja’’ujar sang pembaca. Anak laki-laki menyuruhku untuk maju untuk menerima piala.
  Aku menerima piala itu dari sang panitia. Sempat berfoto bersama. Lalu sang pembaca untuk menyampaikan kata kata karena kemenangan yang kami capai. ‘’Tes tes. Ehm, terima kasih, bapak, ibu. Panitia, dan kalian semua. Saya mewakili grup saya sangat senang dan bangga atas kerja keras kami yang dari 0. Mungkin sekian dari saya. Sekali lagi terima kasih’’kataku sembari menunjukkan piala emas berkalung emas. Semua orang bertepuk tangan termasuk guru guruku.
  Ketika aku menunjukkan piala ini pada semua anak anak grupku semua sangat senang, dan mereka mendapat kesempatan memegang piala itu satu persatu. ‘’WEE ‘’ ‘’ARE’’ ‘’THE’’ ‘’CHAMPION’’ ‘’MY’’ ‘’FRIEND’’. Disaat giliranku menyanyi, aku lupa akan liriknya. ‘’W LUPA LIRIKNYA GIMANA???’’, ‘’W JUGA SAMA KEK ELU’’ ‘’WE ARE THE CHAMPION, WE ARE THE CHAMPION. WE’RE NOT A LOSER... bener kagak?’’tanya Desta. ‘’Auklah, TIM GREGET?’’ ‘’GREGET’’.
>>>Skip waktu
  Sekarang, anak anak itu tidak berani nongkrong di WT pak Jaya, soalnya mereka sibuk latiahan menari, sebagian bermain basket walau dari jam 1-2 mereka latihan menari. Sekarang Shifa menjadi kapten menggantikan kapten terdahulu, aku salut karena Shifa membuat tim Cheer lebih maju dan sekarang sudah GO INTERNASIONAL, walau sebenarnya grupku juga sih.
  Guru guru, sudah bangga dengan tim tari tradisional sekolah Darma 2. Dan kami bangga akan itu. Kami ingin mewarnai Indonesia, bukan mengotori. Orang orang bilang dulu kami adalah seperti Bunga Rafflesia yang berbau busuk. Walaupun berbau busuk ia bisa berguna. Dan kami ingin meneruskan motto itu. GO TIM GREGET! SALAM GREGET SEMUA ADIOS AMIGOS!
 *perhatian itu bahasa sepanyol yang ngasal

 

 


Rehat

Bagi yang ngga tau, gue ngebuat komik di webtoon dengan judul 'cliche'. Komik tersebut sudah gue ulang sebanyak 3x dengan viewer yan...