Dinosaurus
Chapter 1
‘’Haloooooooooo!’’sapa Denisa sembari membawa buku tentang Dinosaurus.
‘’Bisakah kau mengecilkan volume suaramu?’’ kesal Dina
sembari mengunyah snack kentang yang ia beli tadi.
‘’Maaf, maaf. Aku tadi habis dari perpustakaan, lalu aku
menemukan buku ini!’’senang Denisa sembari menunjukkan buku yang ia bawa tadi.
‘’Dinosaurus?’’kata Dina sembari merebut buku tentang
dinosaurus itu dari tangan Denisa.
Denisa mengangguk. ‘’Apa maksudmu membawanya kemari?’’ tanya
Yulia sembari menarik kursi kedekat Denisa.
‘’Dino? Ooh, aku tahu, binatang yang udah punah, yang suka
makan manusia kan??? Apakah kita akan pergi ke museum Dinosaurus? Atau menonton
filmnya? Aku sangat bersemangat, tp aku juga takut menontonnya, jadi aku akan
membawa bantal besar untuk menontonnya!’’ senang Lala sembari menari nari nggak
jelas.
Disaat Lala sedang asik menari nari karena kegirangan, semua
mata tertuju padanya. Dina yang menyadari hal itu langsung menyuruhnya untuk
diam.
‘’Kenapa?’’tanya Lala. ‘’Kau ingin dibuat menjadi
gossip?’’tanya Dina balik. Lala menggelengkan kepala tanda tidak mau. ‘’Kalau
begitu duduk manis disini, dan diam!’’perintah Dina.
‘’Dina makin lama, makin seram ya? Kayak dinosaurus mau
makan manusia aja’’takut Denisa sembari memeluk buku tentang Dinosaurus itu.
‘’Sejak kapan dinosaurus makan manusia?’’tanya Yulia
kebingungan.
‘’Lho, bukannya dinosaurus itu makan manusia?’’bingung
Denisa.
‘’Sejak kapan manusia ada dijaman Dinosaurus?’’bingung Dina.
‘’Sejak nenek moyang kita lahir!’’ teriak Lala.
‘’...’’
‘’...’’
‘’...’’
‘’Kenapa? Apa yang salah?’’tanya Lala bingung.
‘’Lihat kebelakangan!’’perintah Dina.
Lala pun melihat kebelakang hampir semua orang yang berada
dikantin melihat, dan tertawa karena kelakukan Lala, tapi mereka diam seperti
semula karena Lala mulai melihat mereka.
‘’Ada apa denganku?’’tanya Lala bingung.
‘’Oke Denisa, Yulia. Mari kita ke kelas, kita bicarakan saja
dikelas.’’ajak Dina sembari menarik tangan mereka berdua.
‘’Eeh, aku nggak diajak. Tunggu!’’teriak Lala sembari
berlari menyusul mereka bertiga.
Chapter 2
‘’Hei, apakah kita
akan pergi ke museum?’’tanya Yulia.
‘’Sepertinya, oh iya bagaimana kalau kita ke museum saja?’’
ajak Denisa.
‘’Museum apa? Dinosaurus? Ngapain? Cuma melihat tulang
tulang bekas mayat Dinosaurus? Hahahahahahahaha, kalian percaya dengan
Dinosaurus? Dinosaurus itu nggak ada lagi’’kata Dina sambil tertawa terbahak
bahak.
‘’Eits, jangan bilang nggak ada dulu! Jika dinosaurus nggak
ada kenapa di museum dunia ada tulang tulang dinosaurus? Itu tandanya
Dinosaurus itu ada tapi sudah punah!’’balas Denisa sembari menunjukkan brosur
Museum Dunia.
‘’Bisa saja itu hanya tulang buatan’’kata Dina nggak mau
kalah.
‘’Apakah kita akan pergi ke museum dunia?’’ tanya Lala
bersemangat.
‘’Tiket masuknya kan mahal sekali!’’ kata Yulia.
‘’Bagaimana kalau kita membuktikannya? Soal tiket aku yang
tanggung! Jika dinosaurus itu ada, kau harus mempercayai setiap omonganku! Jika
dinosaurus itu nggak ada, seterah kamu aku mau diapakan!’’kata Denisa kepada
Dina sembari mengulurkan tangannya didekat tangan Dina.
‘’Baiklah, aku terima’’kata Dina setuju sembari menjabat
tangan Denisa.
‘’Mereka sedang apa? Kok disini banyak aura aneh. Seperti
dunia terbelah dua saja’’bingung Lala yang menyadari hal itu.
‘’Entahlah’’kata Yulia. ‘’Hei bagaimana, jika kita membeli
beberapa jus?’’ajak Yulia.
Lala mengangguk setuju dan mengikuti jejak Yulia. Mereka
meninggalkan kelas mereka yang sudah penuh dengan aura peperangan.
Chapter 3
‘’Cih, mana Dina? Aku sudah memintanya untuk datang
kesekolah jam 6 pagi! Apakah dia takut dengan tantangan yang aku
berikan?’’kesal Denisa.
‘’Yee, kamu juga sih yang minta dateng kesekolah jam 6 pagi.
Udah tahu aku masih ngantuk’’ kata Yulia yang terlihat seperti ingin masih
tidur di kasur empuk miliknya.
‘’Kenapa harus jam 6 sih?’’kesal Lala.
‘’Biar nanti lebih leluasa mainnya, yaah udh jam segini
belum dateng juga? Hahahahahaha, ternyata nyalinya Cuma segitu doang’’tawa
Denisa yang merasa dirinya telah menang dari pertempuran.
‘’Siapa bilang aku takut?’’sahut Dina sembari membawa tas
punggung bewarna merah.
‘’Dateng juga kau, kukira kau takut akan tantangan ini’’kata
Denisa.
‘’Aku tidak akan pernah takut dengan tantangan sepele
seperti ini’’ balas Dina.
‘’Auranya jadi canggung ya yul’’kata Lala.
‘’Yaa...’’balas Yulia.
-Diperjalanan-
‘’Tante punya kue
kering, ada yang mau? Tapi sebenarnya tante udah menyiapkan makanan ringan
dibelakang untuk kalian’’kata ibunya Denisa sambil menyugihi mereka kue kering.
‘’Terimakasih tante’’senyum Lala.
‘’Tante sangat senang jika Denisa ternyata mempunyai teman
seperti kalian, soalnya Denisa dari dulu suka menyendiri’’kata ibunya Denisa
sembari menyetir mobil.
‘’Ibu!’’kesal Denisa.
‘’Hahahahaha, malu tuh sama teman temanmu’’tawa Ibunya
Denisa.
‘’Hmph’’kesal Denisa sembari mengisi mulutnya dengan udara
sehingga membuat pipinya menggembung seperti balon.
-Sesampainya di Museum-
‘’Jangan lupa, tante menjemput kalian jam 6 sore ya?’’kata
ibunya Denisa mengingatkan sembari melambaikan tangan lewat jendela, dan
meninggalkan mereka.
‘’Daaa, ibu’’kata Denisa sembari membalas lambaian tangan
ibunya. ‘’Nah mari kita masuk, oh iya aku beli tiket dulu ya, kalian tunggu
disini!’’ perintah Denisa sembari meninggalkan mereka untuk membeli tiket masuk
museum.
‘’Ai ai kapten’’balas Lala dan Yulia.
Dina menghela nafas panjang.
‘’Apakah dinosaurus itu memang ada?’’kata Dina.
‘’Tentu dinosaurus itu memang ada! Tadi malam aku mencari
semuanya tentang dinosaurus itu ada atau nggak! Dan hasilnya sebagian
menganggapnya ada dan sebagian tidak!’’semangat Lala menjelaskan.
‘’Yang bener yang mana?’’tanya Yulia.
‘’Tidak tahu, karena hasilnya seimbang’’jawab Lala.
‘’Kau ini sedang berusaha untuk melawak ya?’’tebak Dina.
‘’Seperti yang kamu katakan’’kata Lala sembari menepuk
pundak Dina dengan pelan.
‘’Hei, mari kita masuk’’panggil Denisa yang menghampiri
mereka.
-Didalam museum-
‘’Waaaaaaaah, ini
yang disebut Museum dunia??’’senang Lala.
‘’Seperti mimpi’’senang Yulia.
‘’Aku baru pertama kali kesini sih’’senang Denisa.
‘’Kalian seperti anak kecil’’kata Dina.
‘’Kek, dirimu sendiri dewasa aja’’balas Yulia.
‘’Kita kesana yuk?’’ajak Denisa sembari menunjukkan telunjuk
jarinya kearah barat.
....................................................................................................................................................
‘’Ooh, tentang
alien..’’kata Yulia sembari membaca tulisan di papan besar dekat jasad yang
menyerupai alien.
‘’Apakah ini benar benar alien?’’tanya Lala.
‘’Permisi, apakah ini benar benar jasad alien asli?’’tanya
Denisa ke satpam yang sedang berkeliling itu.
‘’Sebenarnya ini hanya replika, yang asli tidak bisa
ditunjukkan secara umum’’kata satpam tersebut.
‘’Apakah alien itu benar benar ada?’’tanya Dina.
‘’Sepertinya’’jawab satpam tersebut.
‘’Jika iya, bisakah kita melihat jasad aslinya?’’ tanya
Denisa sembari memohon kepada satpam itu.
‘’Maaf dek, jasadnya tidak diperbolehkan untuk diperlihatkan
secara umum.’’kata satpam sembari meminta maaf.
‘’Apakah jika di malam hari di museum ini, barang barangnya
akan hidup kembali seperti yang di film film?’’tanya Lala.
‘’Pertanyaanmu lucu sekali, namamu siapa?’’tanya satpan
tersebut.
‘’Namaku Lala, nama om siapa?’’tanya Lala balik.
‘’Nama om Supratman, mau om antar berkeliling?’’tanya satpam
itu.
‘’Satpam ini suka yang moe moe ya?’’kata yulia sambil
berbisik terhadap Denisa.
‘’Sepertinya’’jawab Denisa.
‘’Maaf om, saya rasa tidak usah. Jika om mengantar kami
berkeliling mungkin pekerjaan om jadi berat’’tolak Lala.
‘’Om nggak apa apa kok, jika mengantar kalian’’ kata satpam
itu.
‘’OI KERJA, JANGAN GANGGUIN ANAK ANAK!’’teriak salah satu
satpam yang membuat pengunjung kaget.
‘’Maaf, jika hal ini membuat kaget, tapi om Satpam yang ini
harus kembali bekerja, jika kenyamanan kalian terganggu, saya sangat minta
maaf. Jika kalian takut kesasar saya akan panggilkan pemandu di museum
ini’’kata salah satu satpam lainnya sembari meminta maaf.
‘’Tidak apa apa om, kami bisa sendiri kok! Om kembali
bekerja saja’’ kata Denisa.
‘’Jika begitu, om pamit dulu ya, jaga diri baik baik’’kata
om satpam itu sembari menyeret om satpam yang bernama Supratman itu.
‘’Om om mesum’’kata Dina. ‘’Ayo kita lanjut’’ajak Dina.
....................................................................................................................................................
‘’Dinosaurus? Ini
benar benar dinosaurus? Wow!’’kata Dina terkagum kagum.
‘’Jadi kau percaya dinosaurus itu ada?’’tanya Denisa.
Dina mulai sadara akan perkataannya.
‘’Toilet, i need to go to toilet’’kata Lala.
‘’English again? I am totally bored if you speak
english’’kata Yulia.
‘’I want to pee! I want to go to toilet’’panik Lala sembari
menarik tangan mereka bertiga.
....................................................................................................................................................
‘’It’s not toilet,
where is toilet??’’panik Lala sembari menengok kanan kiri.
‘’Lagi sih, nggak nanya dulu toilet dmn, ywdh balik
yuk!’’aja Dina sembari menengok kebelakang. ‘’Ini dimana??’’ bingung Dina.
‘’Nggak tahu, sejak ditarik tarik sm Lala aku nggak ingat
apapun’’jawab Denisa.
‘’Itu toilet’’kata Yulia sembari menunjuk kearah toilet yang
bersembunyi dibalik bungkusan besar.
‘’Toilet!’’ kata Lala sembari berlari menuju toilet.
‘’Kalian nunggu apa lagi? Mending kita tunggu Lala dulu,
drpd nanti urusannya makin ribet’’ ajak Yulia.
...................................................................................................................................................
‘’Maaf teman teman,
gara gara aku, kita jadi nyasar begini’’kata Lala sembari meminta maaf.
‘’Gpp kok, yang namanya udah kebelet ya.. mau diapain’’kata
Dina.
‘’Nah sekarang kita kearah mana?’’tanya Denisa sembari
melihat lihat sekelilingnya.
‘’Kita kesana aja’’ajak Yulia sembari menunjuk keaarah
terowongan gelap dibagian timur.
‘’Ada yang punya senter atau lilin gitu?’’tanya Dina sembari
melihat kearah teman temannya.
‘’Nggak punya, tapi aku membawa hp’’kata Denisa sembari
menunjukkan hpnya yang bewarna putih.
‘’Yaah kali berguna’’ kata Yulia.
‘’Ikuti naluri saja jika lampu hp ini tidak membantu,
semuanya saling berpegangan tangan ya?’’kata Denisa.
Mereka hanya mengangguk setuju.
....................................................................................................................................................
‘’Kok firasatku
buruk ya?’’kata Lala.
‘’Jangan bilang kek gitu, nanti beneran loh...’’ kata Denisa
‘‘AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
‘’Bener bener beneran, aww’’bales Dina.
Tiba tiba saja, terowongan menjadi terang karena cahaya obor
yang menyala secara tiba tiba.
‘’Pantes, tangga’’kata Yulia sembari melihat kebelakang,
terlihat tangga yang sudah tertata rapih.
‘’Ring ring Ring’’
‘’Bunyi apa itu??’’ takut Lala yang langsung memeluk lengan
Dina.
‘’Bunyi ringtone hpku, eh dr ibu?’’kata Denisa
‘’hp toh..’’kata Yulia.
‘’Knp? Haa? Nggak jelas, sinyal kurang bagus disini! Halo,
halo...’’ kata Denisa yang sedang berbicara dengan ibunya lewat hpnya.
‘’Knp, den?’’cemas Lala.
‘’Sinyalnya kurang bagus disini, eeh, udh jam 7 malam
saja’’kaget Denisa sembari melihat jam yang sudah tertera di walpaper hp
miliknya.
‘’Ibumu gmn dong??’’cemas Yulia.
‘’Apakah kita bisa pulang? Apakah kita akan mati
disini??’’panik Lala.
‘’Udh udh, klo km yang bilang bisa bisa jadi kenyataan
lg’’kata Yulia.
‘’Jalan lagi yuk’’ajak Denisa.
....................................................................................................................................................
‘’Pintu apa ini?
Sepertinya menakuutkan’’ kata Dina sembari melihat pintu yang berbentuk
tengkorak.
‘’Mending balik yuk!’’ajak Denisa.
‘’Tunggu, aku penasaran’’Kata Dina sembari membuka pintu
yang menakutkan itu.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’teriak
Dina
....................................................................................................................................................
‘’Ternyata Cuma
tikus’’tenang Dina.
‘’Kau....’’kesal Denisa.
‘’Ruangan apa ini?’’tanya Yulia sembari memasuki ruangan
tersebut.
‘’Gelap gulita’’takut Lala sembari memeluk lengan Dina.
‘’Lepaskan’’kesal Dina sembari melepaskan pelukan Lala.
‘’Nyala kok’’kata Denisa sembari menekan tombol lampu
diruangan tersebut.
‘’Apa ini?’’ tanya Yulia sembari membuka kain putih yang
menutupi benda berbentuk cincin besar. ‘’Portal?’’tanya Yulia kaget.
‘’Lalu ini apa?’’tanya Lala yang menggosok benda berbentuk
lonjong dengan kain putih yang menutupinya. ‘’Apa ini? Jasad?’’bingung Lala.
‘’Eeh, tombol apa ini?’’tanya Denisa yang memencet tombol on
di portal.
‘’Wow’’takjub Dina.
‘’Teman teman...’’panggil Lala.
‘’Apa?’’tanya Dina.
‘’Sepertinya kita harus kabur, KARENA TERNYATA ALIEN ITU
HIDUP,AAAAAAAAAAA’’ teriak Lala sembari menarik ketiga temannya yang masih
kaget dengan jasad yang diduga Alien, dan jasad itu hidup.
...................................................................................................................................................
‘’Ini dimana?’’
tanya Yulia.
‘’Tanyanya nanti saja, sampai kita bisa kabur dr serangan
Alien gila itu!’’bentak Lala yang masih menarik tangan ketiga temannya.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
‘’Lompat kesana’’panik Denisa.
‘’Apaa??’’panik Lala.
‘’LOMPAT KESANA’’teriak Lala.
Akhirnya mereka berempat melompat dan pada akhirnya jatuh ke
semak semak.
....................................................................................................................................................
‘’Akhirnya kamu
sadar, la’’senang Yulia.
‘’Ini bukan mimpi???’’teriak Lala nggak percaya.
‘’SSTTTTT!!!!’’bentak Dina sembari mendekap mulut Lala
dengan tangannya. ‘’Kau bisa membangunkan t-rex yang kelaparan itu!’’kata Dina
pelan pelan sembari melepas dekapan tangannya.
‘’Ini bukan mimpi!’’kaget Denisa yang mulai bangun karena
pingsan. ‘’Itu bukannya t-rex?? Wow, ternyata benar benar ada! Dina kau tlah
kalah!’’kata Denisa.
‘’Iya iya, aku kalah’’kata Dina.
‘’Sekarang kita ngapain?’’Tanya Yulia.
‘’Mungkin kita harus lari lagi, karena binatang itu mulai
bangun!’’ panik Lala yang langsung menarik lengan 3 temannya itu.
‘’Sampai kapan kita harus berlari seperti ini???’’panik
Denisa.
‘’Sampai kita selamat!’ jawab Dina.
‘’Selamatnya kapan?’’panik Yulia.
‘’Yang penting kita bisa lari dari binatang ini!’’jawab Dina
sembari mempertambah kecepatan berlari.
‘’AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’’
T-rex itu mengejar mereka sambil berteriak, lalu datanglah
temannya yang lain. Dan karena hal itu, membuat anak anak perempuan itu
menambahkan kecepatan berlari dan berteriak, walaupun tidaka akan berguna
karena tidak ada yang menolong.
The Last Chapter
‘’Aku sudah capek
berlari, hah hah hah’’kata Denisa yang sudah ngos ngosan.
‘’Sama’’kata 3 orang temannya.
Tiba tiba ada yang bergerak di semak semak.
‘’Siapa itu?’’panik Dina sembari mengambil setangkai ranting
tajam untuk berjaga jaga.
‘’Memangnya berguna??’’tanya Denisa.
‘’Drpd nggak ada sama sekali’’kata Dina.
Seorang anak berpakaian layaknya seperti anak jalanan,
meloncat keluar dr semak semak.
‘’Siapa kamu, apa maumu?’’ panik Dina sembari memegang erat
ranting pohon tersebut.
‘’Gagigugagaga giguge go’’kata orang itu.
‘’Hah?’’Bingung Dina.
‘’Ooh ooh, dia buka orang jahat kok, tenang aja’’ kata Lala
sembari mendekati anak kecil itu.
‘’La, menjauh lah!’’perintah Denisa.
‘’Gagigaagegogu?’’ kata Lala.
‘’Kau ngomong apaan sih, la?’’bingung Yulia.
‘’Dia sama sekali tidak mendengarkan ucapanku..’’kata
Denisa.
‘’Mereka asik sendiri..’’kata Yulia.
Tiba tiba anak kecil itu menarik tangan Lala, dan mereka pun
mengikutinya.
‘’Jangan jangan kita mau dimakan’’panik Denisa.
‘’Jangan bilang yang aneh aneh deh’’kata Dina.
....................................................................................................................................................
‘’Kita dmn?? Kok
menakutkan begini? Lala mana?’’panik Denisa.
‘’Itu disana, APA APA INI??’’bentak Dina.
Tiba tiba mereka ber-tiga diikat seperti apa yang mereka
lakukan terhadap Lala. Lalu mereka dibawa dan disuruh terjun dibawah tangki
besar yang berisi cairan yang sangat panas.
‘’Ini mungkin hari terakhir kita, melihat dunia’’sedih Dina.
‘’Maafkan aku, karena aku terlalu percaya dengan anak
itu’’sedih Lala.
‘’Nggak apa apa, kau sudah berusaha untuk menyelamatkan
hidup kita, jika tidak mungkin kita sudah dimakan t-rex’’kata Denisa.
‘’Sepertinya kesannya sama saja, sama sama dimakan’’kata
Yulia.
‘’Maafkan aku teman, atas segala perbuatanku terhadap
kalian, bye’’kata Lala sembari melompat kearah tangki besar berisi cairan
panas.
‘’maafkan aku juga harus menyusulnya’’sedih Dina sembari
menyusul Lala.
‘’Maafkan aku juga’’tangis Yulia yang menyusul Dina.
‘’...’’
‘’...’’
‘’...’’
‘’CUT CUT CUT!! Apa yang kau tunggu? Cepat terjun!’’kesal
sutradara.
‘’Aku sudah mandi, aku malas untuk mandi lagi’’jawab Denisa.
‘’Sudah kubilang jangan mandi dulu!’’ kesal sutradara.
‘’Aku malas jika badanku lengket lengket’’kata Denisa.
‘’ARGH’’kesal sutradara sembari menaiki tangga dan memukul
kepala Denisa dengan buku casting.
...................................................................................................................................................
‘’ADUH! Siapa sih
yang mukul aku memakai buku?’’kesal Denisa.
‘’Ibu, emangnya kenapa?’’kesal Ibu Yoshida.
‘’Eh, ibu pakabar bu?’’ senyum Denisa.
‘’KELUAR DARI KELAS IBU’’ bentak Ibu Yoshida.
Akhirnya Denisa keluar dr kelas dengan diiringi tawa dr
teman teman sekelasnya
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar