Kamis, 01 Agustus 2013

Manusia Kaca

   Di sebuah rumah besar, ada seorang anak perempuan yang tubuhnya bagaikan kaca. Ketika tubuhnya tersentuh oleh benda tajam walaupun itu ujung penggaris atau ujung meja, tubuhnya akan terasa pecah, dan ketika ia telah terbangun. Ia sudah berada di rumah sakit. Namanya Sherly Sheena. Umurnya baru 13 tahun, tetapi kata dokternya ini adalah umur terlama, anak yang mempunyai tubuh seperti kaca. Sherly masih mempunyai keluarga kecil yang lengkap. Kakak, ayah, dan ibu. Kakaknya bernama Tiara Sheena. Ibunya sangat menyayangi Sherly lebih dari apapun, hingga membuat Tiara benci terhadap adiknya. Sherly tidak diperbolehkan oleh ibunya untuk bermain keluar kecuali jika bersama Tika. Selain itu Sherly hanya bisa melihat dunia luar lewat jendela. Bajunya yang dibikin khusus ada bantalan untuk berjaga jaga, selalu membuatnya gerah jika dimusim panas.
   Pada suatu hari, Sherly menemukan kakaknya di sebuah lapangan tepat disebelah rumahnya. Sedang bermain bola basket sendirian. Bergerak lincah bagaikan melayang di langit. ‘’Main basket itu enak ya kak?’’tanyanya lewat jendela. ‘’Ya enak dong, secara nggak kaya lo yang tubuhnya disenggol dikit dah masuk rumah sakit’’ketus kakaknya yang masih bermain bola basket.  ‘’Kalau tubuh ini sudah sembuh, kakak mau bermain denganku?’’harap Sherly terhadap kakaknya. ‘’Mana mungkin lah. Lo kan’ cuman hidup nunggu mati doang’’bentak kakaknya sembari membantingkan bola basketnya dan meninggalkan Sherly sendirian. ‘’Kenapa ya kakak suka marah marah. Salah ku apa coba?’’keluhnya sembari meninggalkan ruangan.
  ‘’DING DONG’’suara bel berbunyi tanda adanya tamu dirumah Sherly. Tiara membukakan pintu bagi yang membunyikan bel dirumahnya. ‘’Sherly nya ada?’’tanya Tika. ‘’Anak sialan itu? Ya adalah emang dia boleh kemana lagi selain sama lo? Dia kan’ cuman nunggu mati doang. Oh iya by the way kalo lo pengen ajak main dia, sekalian buat mati dia secepatnya’’ketus Tiara sembari membanting pintu ketika Tika sudah memasuki rumah. Ibu menuruni tangga dengan cepat karena ada suara keras yang ditimbulkan Tiara. ‘’Ada apa ini, Tiara?’’tanya ibunya. ‘’Tuh bocah pengen ketemua anak sialan’’ketus Tiara. ‘’Apa apaan sih kamu? Dia kan’ adekmu sendiri!’’bentak ibunya. ‘’Ya ya ya whatever’’kata Tiara tidak peduli sembari meninggalkan mereka berdua. ‘’Maaf ya Tika? Mencari Sherly? Ia ada di kamarnya, ke kamarnya gih’’senyumnya. Tika mengangguk tanda mengerti dengan segera ia berlari lari kecil menyusuri lorong menuju kamar Sherly.
  ‘’Sherly’’sahut Tika. Sherly membalikkan badan lalu terlihat girang karena kedatangan Tika. ‘’Tikaa’’. Mereka berdua berpelukan bagaikan adik dan kakak, sangat erat. ‘’Kakakmu kenapa tuh, kok pengen banget kamu.-‘’kata Tika sembari memperagakan tangannya memisahkan kepala dari badannya. Sherly yang mengerti itu  pun bilang, ‘’Benci punya adik yang nggak bisa diajak main kali’’. ‘’Tapi yaudah lah, semoga aku dan dia bisa baikan  lagi’’lanjutku girang. ‘’NEVER’’bentak Tiara yang tidak sengaja mendengar ucapan Sherly. ‘’Daripada LO mohon mohon, berharap biar bisa baikan sama GUE mendingan LO CEPET MATINYA’’bentak Tiara meninggalkan mereka berdua. ‘’Maaf ya, Tik. Kamu jadi lihat adegan yang aneh’’sedih Sherly. Tika memeluk Sherly lagi. ‘’Nggak apa apa, asal ia tidak melakukan hal hal bodoh yang bisa membunuhmu’’senyumnya. ‘’Kamu adalah teman sejatiku’’girang Sherly sembari memeluk balik Tika.
  ‘’Kamu mau ke taman?’’tawa Tika. ‘’Nanti aku tanyain ke ibumu’’lanjutnya dengan senyuman. Sherly menganguk lalu berjalan mengikuti Tika. Sangat kebetulan Ibunya Sherly melewati kamar Sherly. ‘’Maaf tante, Sherly boleh keluar?’’tanya Tika dengan sopan. Ibunya Sherly melirik Sherly dari bawah keatas. Sherly hanya tersenyum ketika dirinya merasa dilirik oleh ibunya sendiri. ‘’Boleh kok, asal hati hati ya Sherly, Tika’’senyum Ibunya sembari berjalan meninggalkan kamar Sherly. ‘’Mau melihat air mancur di taman kota nggak?’’tawar Tika. Sherly menganggukan kepala lalu menarik Tika keluar rumah. Menuju dunia bebas.
  Tika sangat hati hati menjaga Sherly. Ia rela meninggal demi Sherly. Karena Sherly adalah sahabat sejak kecilnya. Tika memperbolehkan Sherly menyentuh air mancurnya karena bentuk air mancur itu berbentuk lingkaran. “Masih sama seperti duu”girang Sherly sembari mencelupkan tangannya dibawah air mancur. ‘’Ya, karena ini adalah simbol persahabatan kita. Walaupun air mancur ini hancur sekalipun aku tetap akan menjadi sahabatmu’’senyum Tika sembari mengusap kepala Sherly dengan pelan. ‘’Padahal aku berharap bisa kesini bertiga bersama kakakku’’. ‘’Semoga ya’’senyum Tika lagi. Tali persahabatan mereka sangat erat tidak gampang putus walaupun dengan pedang setajam apapun. ‘’Apakah kau akan jadi sahabatku, selamanya?’’tanya Sherly. ‘’Ya’’. Mereka berdua tersenyum bersama diiringi nyanyian burung yang bersarang di sebuah pohon besar. Tetapi siapa duga tali persahabatan itu harus putus karena waktu?
  Suatu hari ketika Tika melihat Sherly sedang berjalan mengelilingi air mancur di saat malam hari. Ia merasa khawatir. Perasaannya nggak enak. Ia terus mengawasinya dari jauh. Tiba tiba ada mobil yang dikendarai oleh pemabuk yang hampir menabrak Sherly. Dengan segera ia berlari mendorong Tika yang sudah berada di detik detik terakhir. Hingga mobil itu menabrak Tika serta air mancur simbol persahabatannya itu. Sherly yang merasa dirinya tidak apa apa, menoleh dan ingin tahu siapa yang mendorongnya saat itu. ‘’TIKA’’kaget Sherly tidak percaya sembari berlari tergopoh gopoh berusaha memundurkan mobil sang pemabuk itu. Sherly menaiki mobil itu, sebelumnya ia menurunkan pemabuk itu dan mulai memundurkan mobil BMW yang telah menabrak sahabatnya. Ia melihat sahabatnya Tika tidak bernafas, badannya hancur karena gencetan yang disebabkan oleh tabrakan itu. Walaupun orang pemabuk itu sudah ditangkap. Tetapi nyawa Tika benar benar tidak bisa diselamatkan oleh dokter. Sherly hanya bisa menangis sembari menengok dari jendela. Air mancur yang sudah benar benar rusak. ‘’Kini hanya tersisa kenangan sedih yang ia tinggalkan untukku’’ujarnya sembari menitikkan air mata.
>>>Skip
   Esoknya ia mendapati kakaknya Tiara di sebuah lapangan di rumahnya, sedang bermain bola basket seperti biasa. ‘’Bolehkan aku bermain dengan kakak jika aku sembuh?’’tanyaku. Tiara menghentikan langkahnya dan menengok ke arah adiknya. ‘’Nggak mungkin, lagi kalo lo udah sembuh sekalipun. Gue tetep nggak mau bermain sama lo. Gue udahterlanjur BENCI SAMA LO YANG UDAH NGEREBUT KASIH SAYANG MAMA DARI GUE. ’’bentak Tiara yang melanjutkan permainannya. ‘’Jika aku menyusul Tika, apakah kakak akan senang?’’tanya Sherly lagi. ‘’Ya, sangat senang! Susul lah sana! Aku akan meloncat kegirangan bila yang lo bilang benar’’ketus Tiara. ‘’Ooh’’. ‘’Udah sana, kalo lo masuk rumah sakit karena ngomong sama gue disini. Nanti pertama kali disalahin itu GUE. Jadi mending LO jauh jauh deh dari GUE!’’bentak Tiara dengan ketus. Sherly kaget dan tertunduk sedih. Ia berlari lari kecil menuju kamarnya yang berada ditengah tengah kamar kamar tamu dan orang tuanya. ‘’Kakak benar benar benci aku’’
>>>Skip
  Ketika umur Tiara 17 tahun, sedangkan umur Sherly 15 tahun. Kebencian Tiara makin parah. Kadang ia membentak Sherly tanpa alasan membuat Ibunya memasukkan Tiara di RSJ (rumah sakit jiwa) selama setahun lebih. Kini mereka merayakan ulang tahunnya bareng karena tanggal dan bulan mereka lahir sama, hanya tahun saja yang berbeda. Orang tua mereka mengundang semua teman kedua putrinya. Tetapi yang sangat mengagetkan jika anaknya yang bernama Sherly tidak mempunyai teman sama sekali karena harus melakukan HomeSchooling. Sherly tertunduk sedih karena ia tidak mempunyai teman untuk diajak bercanda, dan bermain bersama. ‘’Aku rindu Tika. Andai aku tidak nekad bermain malam malam. Andai aku saja yang ditabrak’’ucap Sherly dengan murung. ‘’Ya, andai LO mati saat itu’’kata Tiara dengan ketus. Sherly menengok ke arah suara itu dan hanya tersenyum sembari berjalan menuju kamarnya untuk mengurung diri. ‘’Aku tidak butuh dunia ini’’
  Sebagai hadiah, Tiara diberikan sebuah motor balap berwarna merah. Sedangkan Sherly diberikan seekor anjing kecil berwarna cokelat muda yang sudah terlatih terlebih dahulu. Sherly sangat girang karena pada akhirnya ia mempunyai teman walaupun itu dalam wujud binatang sekalipun. Sherly memberi nama anjing kecil itu ‘Tika’. Agar ia merasa Tika akan terus bersamanya, dan terus bermain bersamanya.
  >>Skip
  Suatu malam, Sherly tidak mendapati Tika di kamarnya. Ia merasa bingung. Ia terus mencarinya kemana mana, hingga ia mendapati Tika sedang bersama Tiara di lapangan dirumahnya. Tetapi Tika dalam keadaan tidak bergerak. ‘’Apa yang kamu lakukan, kak?’’kaget Sherly yang melihatnya dari jendela. ‘’Umm, aku hanya bermain main dengannya kok’’kata Tiara yang memegangi muka Tika yang sudah nge-blur dan penuh dengan darah. ‘’Hanya bermain satu permainan’’lanjutnya. ‘’Permainan apa?’’tanya Sherly sembari menitikkan air mata. ‘’Hanya mengajak kenalan dengan motor baruku ini, hanya satu lindasan. Tika langsung mati. Waah seperti kejadian  3 tahun yang lalu ya, Sherly’’senyum Tiara yang menunjukkan tangannya yang penuh darah. ‘’Kenapa..’’. ‘’Kenapa? Karena GUE BENCI MELIHAT LO PUNYA TEMAN. GUE NGGAK PENGEN ADA YANG NYAYANGIN LO LAGI!’’bentak Tiara. ‘’Kakak kan’ masih punya teman banyak, ibu, ayah, dan aku. Seharusnya aku yang iri dengan kakak’’kata Sherly yang mengusap air matanya. ‘’TEMAN? Teman dari mana? Ooh, teman yang datang di pesta? Mereka bukan teman. Mereka hanya butuh duit Sher DUIT. Ibu hanya SAYANG SAMA LO, dan ayah JUGA KAGAK PEDULI SAMA GUE. DAN LO, W PENGEN LO MATI SHER MATI!’’bentak Tiara sehingga membangunkan Ayah dan Ibu. ‘’APA APAAN INI’’bentak Ayah. ‘’APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ANJINGNYA SHERLY? DAN APA YANG KAMU KATAKAN PADA SHERLY HAH?’’bentak Ibu. ‘’Tuh kan’ Sher, SEMUANYA UDAH LO MILIKN. LO PUAS NGELIAT GUE MENDERITA. IBU DAN AYAH TAU GUE KAGAK TERLALU PANDAI NAIK MOTOR BALAP. TERAKHIR KALI GUE NAIK MOTOR BALAP, GUE MASUK RUMAH SAKIT DAN TIDAK ADA YANG PEDULI. SEMUA PERHATIAN TERTUJU SAMA LO SHER. Oh iya dan ketika gue pikir pikir ternyata kalian memberi ini karena GUE CEPET MATI KAN’ HAH CEPET MATI!’’bentak Tiara yang lalu menaiki motor balap itu dan pergi dari rumah. ‘’Anak itu harus dimasukkan RSJ lagi dengan waktu yang lama’’kesal Ayah yang lalu berjalan menuju kamarnya dengan amarah. ‘’Kamu nggak apa apa?’’tanya Ibu. Sherly mengangguk pelan dengan penuh kesedihan. ‘Maafkan aku kakak’ucap Sherly di dalam hatinya.
>>Skip
  ‘’Perasaanku nggak enak’’cemas Sherly yang sedang asik bermain dengan bonekanya ia beri nama ‘Cutie’. Sherly menengok jam, menengok kesana kemari. ‘’Aku harus pergi’’ucap Sherly sembari berlari keluar rumah, tidak mempedulikan aturan rumah. Terus berlari tanpa diketahui oleh siapa pun. Terus mencari arah letak kakaknya berada. Ketika merasa badannya sudah lelah berlari detakan jantungnya makin cepat, dan makin cepat. Ia menemukan kakaknya terkapar karena terguling dari atas tanjakan. Sherly tidak mempedulikan motor mahal milik kakaknya itu, ia dengan segera menuruni tanjakan dan berusaha membangunkan kakaknya itu.
   ‘’Kak, kak!’’sahut Sherly sembari menggucang guncangkan tubuh kakaknya itu. Tiara masih bisa berbicara walau matanya tetap tertutup. ‘’Sudah kuduga tidak ada yang peduli aku kemana, bahkan tidaka ada yang menolongku disini’’ucap Tiara yang nafasnya sudah pas pasan dengan air mata yang berwarna merah mengalir melewati pipinya dari matanya yang memar memar. ‘’Kita kerumah sakit ya, kak?’’panik Sherly sembari berusaha mengangkat badannya tetapi tidak bisa. ‘’Tidak usah, tidak akan ada yang sedih juga jika aku sembuh. Hidupku sudah berakhir disini. Cepatlah pergi. Biarkan kakakmu mati membusuk disini’’ucap kakakku. Sherly menggeleng gelengkan kepala sembari mencari cari letak telepon genggam milik kakaknya. Ketika sudah menemukannya, Sherly dengan sigap menelepon Ambulance untuk datang. ‘’Tolong bersabarlah’’tangis Sherly.
>>Skip Waktu.
  Di rumah sakit tempat Sherly dirawat. Sherly terbangun dari tidur panjangnya. ‘’Aku dimana? Kenapa semua gelap? Apakah aku buta?’’panik Sherly yang terus memegangi mukanya. ‘’Ya, tadinya kamu buta karena bola matamu sudah rusak karena bersentuhan dengan benda tajam dan mengalami pendarahan yang hebat. Tetapi bersyukurlah ada seseorang yang berbaik hati memberikan bola matanya padamu’’senyum seorang suster yang membuka kapas yang menutupi matanya. ‘’Siapa?’’tanya Sherly. ‘’Aku ingin berterima kasih padanya, dan melakukan apapun untuknya, sus!’’kata Tiara sembari mengguncang guncangkan tubuh sang suster. Suster itu terdiam lalu mengambil sebuah kursi roda. ‘’Mari saya antar ke ruangnya’’senyum suster itu yang membantu Tiara untuk duduk di kursi roda. Tiara terus bertanya tanya kepada suster yang membawanya terus menerus tanpa henti. Ia berhenti bertanya sementara ketika ia memasuki ruang mayat. ‘’Ruang mayat? Siapa yang meninggal? Apakah pendonornya telah meninggal?’’tanya Tiara lagi. Suster itu mengangguk. ‘’Adikmu, Tiara’’kata Suster itu sembari mendorong kursi roda itu mendekati jasad Sherly. ‘’Sherly? Ibu, Ayah. Kenapa. SHERLY KENAPA?’’panik Tiara yang berdiri dari kursi roda. ‘’Dia telah meninggal karena mendonorkan kedua matanya untukmu, sayang. Tetapi karena tubuhnya seperti kaca yang rapuh karena pertambahan umur. Dia meninggal karena alat alat operasi yang memindahkan bola matanya. Ia tersenggol banyak benda benda tajam. Ketika mereka tahu jantungnya masih berdetak, diadakan operasi dadakan. Tetapi hanya membuat nyawa Sherly melayang bersama Tika. Sekarag kamu senang kan’? Keinginanmu untuk melihatnya meninggal terwujudkan? Ayo, kamu bilang kamu akan meloncat loncat kegirangan bila melihatnya meninggal’’kesal Ibu yang ditahan oleh Ayah. Sherly kaget, ia ingat akan kata kata kasar yang pernah ia lontarkan pada adik kecilnya itu. ‘’Tidak mungkin, tidak mungkin. Sherly maafkan kakakmu yang bodoh ini. Maafkan kakakmu ini. Aku tidak bermaksud membuatmu menyusul Tika. Sherly, kamu masih bisa bernafaskan? Kita jalani hidup dengan normal yuk? Aku akan menjadi teman mainmu. Aku akan mengajarimu bermain bola basket’’ajak Sherly sembari mengguncang guncangkan tubuh adiknya yang tidak bernyawa. ‘’Sherly, tidak, Sherly TIDAK. SUSTER APAKAH RUMAH SAKIT INI MEMPUNYAI BOLA MATA CADANGAN YANG BERDARAH O?’’bentakku yang diiringi oleh tangis. ‘’Punya dek, tetapi kemarin bola mata itu sudah habis. Baru tadi pagi datang. Walaupun adek memasang bola mata itu pada adik anda. Tidak ada gunanya’’kata Suster. ‘’Ini, ada surat terakhir yang ia  kasih kepada saya jika ia meninggal saat operasi’’lanjut suster itu sembari memberika selembar kertas putih berisi tulisannya.
‘Ayah, Ibu. Jika aku meninggal dalam operasi ini. Jangan menangis melihat tubuhku yang sudah tak bernyawa. Berbahagialah jika kalian masih mempunyai Kak Tiara. Ia lebih baik dariku. Ia hanya membutuhkan kasih sayang. Kepada Kak Tiara. Jika aku meninggal dalam operasi ini. Aku hanya ingin meminta maaf karena telah memonopoli kasih sayang Ayah dan Ibu. Maafkan aku yang terus menganggu kehidupan kakak. Aku memang tidak bisa melakukan hal yang terbaik untuk kakak. Tetapi inilah yang aku bisa lakukan saat ini. Tersenyumlah kak, itulah permintaan terakhirku untuk kakak. Dan untuk kalian jadilah keluarga kecil yang harmonis tanpa aku ya? Semoga kalian berbahagia
                                                                                                                                    Dari manusia kaca
                                                                                                                                       Sherly.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rehat

Bagi yang ngga tau, gue ngebuat komik di webtoon dengan judul 'cliche'. Komik tersebut sudah gue ulang sebanyak 3x dengan viewer yan...